Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

3 Jenis Kanker dengan Penderita Paling Banyak di Malang, Didominasi Pasien Perempuan

Media Indonesia
08/2/2025 23:36
3 Jenis Kanker dengan Penderita Paling Banyak di Malang, Didominasi Pasien Perempuan
Ilustrasi(freepik.com)

KANKER adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang melaporkan peningkatan drastis jumlah kasus kanker di Kota Malang.

Pada Januari bulan lalu, tercatat terdapat 132 pasien kanker. Terdapat tiga jenis kanker dengan penderita paling banyak.

Berikut rincian kanker yang banyak diderita di Kota Malang; 

  • Kanker payudara

    Kasus kanker payudara menjadi kanker dengan penderita terbanyak. ”Kebanyakan ditemukan pada pasien dengan jenis kelamin perempuan,” kata Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif, Jumat (7/2).  Sebagai contoh pada Januari 2025, sudah ada 110 pasien kanker payudara.

    Kendati didominasi perempuan, ada juga laki-laki yang menderita kanker. Seperti tahun 2024, ada 610 pasien kanker payudara. Di antara ratusan pasien itu, tercatat ada sembilan laki-laki yang menderita kanker payudara

  • Kanker serviks

    Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada leher rahim, yaitu sel-sel abnormal yang tumbuh dan membentuk tumor ganas. Jumlah penderita kanker serviks cukup banyak. Penderita kanker serviks tercatat sebanyak 141 pasien perempuan. Saat ini, kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi HPV bagi remaja putri.

  • Kanker usus besar (kolorektal).

    Kanker kolorektal adalah kanker yang berkembang di usus besar dan rektum. Kanker ini juga dikenal sebagai kanker usus besar. Terdapat  6 pasien kanker kolorektoral di Kota Malang.

Diagnosis kanker

Spesialis kanker RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) dr Herwindo Pudjo Brahmantyo SpPD menjelaskan, penanganan pasien kanker secara umum yang harus dilakukan terlebih dulu adalah diagnosis.

Di beberapa rumah sakit, penentuan diagnosis bisa dilakukan dengan biopsi. Biopsi adalah proses pengambilan sampel jaringan tubuh dari kulit, organ, atau sumsum tulang.

Caranya bisa menggunakan jarum halus atau jarum besar. Jarum tersebut ditusuk ke jaringan tubuh. Lalu akan didapatkan sampel tumor nya,” jelas Herwindo.

Selain biopsi, ada pemeriksaan penunjang lain seperti cek darah, radiologi, CT scan, atau MRI. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang baru bisa ditentukan pasien mengalami kanker dengan stadium tertentu.

Terkadang ada beberapa kanker yang sulit dideteksi karena mirip dengan kanker lainnya, misalnya saja kanker otot dan kanker darah.

JIka menghadapi kondisi demikian, dokter harus melakukan analisis tambahan melalui pemeriksaan imunohistokimia untuk melihat sampel dari biopsi di bawah mikroskop untuk mengetahui penanda khusus pada kanker.

Terakhir, pemeriksaan molekuler. Pemeriksaan molekuler dilakukan dengan cara memasukkan sampel dari biopsi ke sebuah alat.

Faktor risiko

Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif menjelaskan, setiap kanker timbul karena berbagai faktor. Belum diketahui secara pasti penyebab timbulnya kanker. 

Berdasarkan penelitian, terdapat faktor yang menyebabkan peningkatan risiko terkena kanker. Merokok, gemar makan processed food, menstruasi lebih awal, menopause setelah usia 50 tahun, melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun, dan tidak pernah menyusui meningkatkan risiko terkena kanker payudara. 

Selain itu, juga faktor anggota keluarga yang memiliki riwayat menderita kanker payudara.

Tingkat kesembuhan kanker akan lebih besar jika diketahui lebih awal. Skrining dan deteksi dini dapat dilakukan untuk mencegah kanker berkembang, Untuk deteksi kanker serviks dapat dilakukan dengan  Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Sementara itu, deteksi kanker payudara dapat dengan Sadari, USG maupun mamografi bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun.(H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya