Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PAP Smear adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mendeteksi dini adanya sel abnormal di leher rahim (serviks), termasuk sel kanker, prakanker, dan peradangan.
Pemeriksaan ini sangat penting karena kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala hingga stadium lanjut.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Winda Nizarwan, menegaskan pentingnya Pap Smear bagi perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual sejak usia 21 tahun.
"Mulai usia 21 tahun, perempuan disarankan menjalani Pap Smear setiap tiga tahun," ujar Winda dalam webinar di Jakarta, Jumat lalu.
Deteksi dini ini memungkinkan penanganan lebih cepat sebelum kanker berkembang lebih parah. Menurut Kementerian Kesehatan, kanker serviks sering kali baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut, sehingga pemeriksaan rutin sangat vital.
Usia 21 Tahun ke Atas: Pap Smear setiap tiga tahun.
Usia 30-65 Tahun: Gabungkan Pap Smear dengan tes HPV. Jika hasilnya normal, pemeriksaan berikutnya bisa dilakukan lima tahun kemudian.
Usia di Atas 65 Tahun: Pemeriksaan tetap dianjurkan, terutama jika masih aktif secara seksual atau memiliki pasangan baru. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi normal selama beberapa tahun, Pap Smear dapat dihentikan.
Agar hasil pemeriksaan akurat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Hindari berhubungan seksual selama tiga hari sebelum tes.
Jangan gunakan cairan antiseptik untuk membersihkan vagina sebelum pemeriksaan.
Jika sedang menjalani kemoterapi atau pengobatan lain, informasikan kepada dokter sebelum tes dilakukan.
Kanker serviks merupakan jenis kanker keempat yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV, namun ada beberapa faktor risiko lain, seperti:
Riwayat keluarga dengan kanker serviks.
Penyakit menular seksual.
Sistem kekebalan tubuh lemah.
Kebiasaan merokok.
Pola makan tidak sehat dan obesitas.
Aktivitas seksual di usia sangat muda.
Kehamilan dan persalinan di usia muda.
Pap Smear bukan hanya sekadar prosedur rutin, tetapi langkah penting untuk melindungi kesehatan perempuan. Deteksi dini melalui Pap Smear bisa menyelamatkan nyawa, jadi jangan abaikan pemeriksaan ini! (Berbagai Sumber/Z-10)
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks yang setiap tahunnya merenggut ribuan nyawa perempuan di Indonesia.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
Kemenkes) mengakselerasi program vaksinasi human papiloma virus atauĀ HPV nasional demi menekan angka kematian akibat kanker serviks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved