Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WAKIL Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Kabinet Merah Putih, Veronica Tan, mengatakan bahwa kesehatan mental tidak datang secara tiba-tiba melainkan akar permasalahannya sudah muncul sejak awal.
“Jadi gangguan mental health itu bukan sesuatu yang tiba-tiba orang lahir jadi gila, depresi, stress. Itu datang dari akar-akar persoalan yang sebetulnya tidak bisa kita atasi,” ujar Veronica Tan saat di Jakarta, Kamis (14/11).
Menurutnya, gangguan kesehatan mental salah satunya disebabnya karena minimnya edukasi, terutama bagi perempuan, sehingga banyak yang tidak siap menghadapi tantangan kehidupan yang akan dijalaninya.
“Banyaknya yang menikah di bawah umur. Apalagi kalau bicara cinta buta, tidak ada itu dokter yang bisa mengobati. Tiba-tiba hamil di luar nikah. Lalu beban ini jadi beban semua dan beban pemerintah karena kurang edukasi,” tandasnya.
Pihaknya juga menilai persoalan ekonomi juga menjadi faktor terbesar penyumbang masalah mental health.
Oleh karena itu, pihaknya mencoba melakukan segala upaya untuk menjaga kesehatan mental salah satunya dengan menggandeng platform media sosial yang populer di seluruh dunia, TikTok dan berharap para creatornya bisa mengedukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya kesehatan mental.
Selain itu, Kementerian PPPA juga mendorong regulasi-regulasi yang bisa menciptakan SDM khususnya perempuan dan anak yang tangguh. Menurutnya, peran keluarga dan lingkungan yang sehat dibutuhkan dalam menciptakan kondisi perkembangan dan kesejahteraan anak yang sehat mental.
“Kemen PPPA telah memiliki layanan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) yang saat ini berjumlah 301 di Indonesia. Keberadaan Puspaga diharapkan menjadi garda terdepan untuk memberikan layanan konseling awal, hingga didorong untuk memberikan rujukan ke layanan kesehatan mental dan psikososial,” pungkasnya.
Berdasarkan Data Survei Indonesia-National Adolescent mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022, 1 dari 3 remaja (34,9%) atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental, namun hanya 2,6% yang mengakses fasilitas kesehatan mental atau konseling. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya upaya kita bersama untuk lebih aware terhadap kesehatan mental, baik itu bagi diri sendiri, keluarga, dan orang di lingkungan sekitar kita.
"Sebagai platform, kami ingin terus meningkatkan kesadaran seputar kesehatan mental. Kami percaya bahwa pendekatan kolaboratif antara platform digital, pemerintah, kreator, dan organisasi nirlaba menjadi sangat penting karena kompleksitas isu kesehatan mental tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja," ungkap Marshiella Pandji, Public Policy & Government Relations, TikTok Indnonesia. (Nov)
Setiap hari, jutaan pekerja menghadapi tekanan kerja yang tinggi, beban tugas yang menumpuk, dan ekspektasi yang terus meningkat.
Donor darah diketahui tidak hanya bermanfaat untuk orang yang membutuhkan transfusi darah, tetapi juga sangat bermanfaat bagi pendonor.
Pada 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Kesepian dapat memperburuk kondisi diabetes dengan meningkatkan stres dan kadar hormon kortisol, yang mengganggu sensitivitas insulin.
Kamar mandi kini dipandang tidak lagi sebagai ruang fungsional semata, melainkan sebagai bagian penting dalam mendukung kesehatan mental dan pemulihan diri.
Merasa seperti sedang diawasi meski sendirian? Pelajari penyebab ilmiah dan pentingnya intervensi dini untuk menjaga kesehatan mental.
Program Mental Ease at Workplaces menjadi komitmen jangka panjang Otsuka Group dalam bidang keberlanjutan sumber daya manusia dan kesejahteraan karyawan.
Banyak yang percaya posisi tidur mencerminkan kondisi emosional atau mental seseorang. Namun, benarkah demikian?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved