Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mental Health di Tempat Kerja: Tanggung Jawab Siapa?

Mardiana Ciptaningtias, S.Ak Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya
07/2/2025 17:35
Mental Health di Tempat Kerja: Tanggung Jawab Siapa?
Mardiana Ciptaningtias, S.Ak Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya(Dok. Pribadi)

SETIAP hari, jutaan pekerja menghadapi tekanan kerja yang tinggi, beban tugas yang menumpuk, dan ekspektasi yang terus meningkat. Sebagian besar dari mereka memilih diam, menekan stres, hingga akhirnya mengalami gangguan kesehatan mental yang serius. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa 15% pekerja di seluruh dunia mengalami gangguan mental akibat stres kerja.

Di Indonesia, survei JobStreet pada 2023 mengungkapkan bahwa 56% pekerja mengalami burnout akibat tekanan kerja yang berlebihan. Fenomena ini bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga menurunkan produktivitas perusahaan dan meningkatkan angka ketidakhadiran karyawan.

Lalu, siapa yang seharusnya bertanggung jawab? Apakah ini tanggung jawab perusahaan, individu, atau pemerintah? Artikel ini akan membahas berbagai aspek terkait kesehatan mental di tempat kerja serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.

Faktor Penyebab Stres Kerja Kesehatan mental di tempat kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

Peran Perusahaan dalam Menjaga Kesehatan Mental Karyawan Perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang menganggap isu ini sebagai masalah pribadi pekerja. Padahal, riset dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam program kesehatan mental mengalami peningkatan produktivitas sebesar 12%. Beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung kesehatan mental karyawan antara lain:

  • Menyediakan layanan konseling atau Employee Assistance Program (EAP) – Dengan adanya akses ke konselor profesional, karyawan dapat memperoleh bantuan lebih cepat.

  • Menerapkan kebijakan kerja yang fleksibel – Jam kerja fleksibel dan opsi kerja dari rumah dapat membantu karyawan mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

  • Membangun budaya kerja yang lebih suportif – Menciptakan lingkungan kerja yang terbuka terhadap diskusi tentang kesehatan mental dapat mengurangi stigma dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

  • Melatih manajer untuk mengenali tanda-tanda stres pada karyawan – Manajer yang dilatih untuk mengenali tanda-tanda burnout dapat membantu mengatasi masalah sebelum menjadi lebih serius.

Sayangnya, di Indonesia, masih sedikit perusahaan yang benar-benar menerapkan kebijakan ini secara serius. Banyak yang hanya menjadikannya sebagai formalitas tanpa implementasi nyata. Hal ini memperburuk kondisi karyawan yang sudah merasa tertekan dengan tuntutan kerja yang tinggi.

Tanggung Jawab Individu dalam Menjaga Kesehatan Mental Di sisi lain, pekerja juga harus memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan mental mereka sendiri. Mengelola stres, menjaga keseimbangan kerja-hidup (work-life balance), serta mencari bantuan profesional jika diperlukan adalah langkah-langkah yang bisa diambil. Beberapa cara yang bisa dilakukan individu untuk menjaga kesehatan mental antara lain:

  • Menetapkan batasan kerja yang jelas – Jangan membawa pekerjaan ke rumah atau bekerja di luar jam kerja yang telah ditentukan.

  • Melakukan teknik relaksasi – Meditasi, olahraga, dan kegiatan yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres.

  • Berani berbicara – Jika merasa terbebani, jangan ragu untuk berdiskusi dengan atasan atau HR mengenai solusi yang bisa dilakukan.

  • Memanfaatkan hak cuti – Menggunakan cuti untuk beristirahat dapat membantu memulihkan energi dan mengurangi tekanan kerja.

Namun, tanpa dukungan dari perusahaan dan lingkungan kerja yang sehat, usaha individu sering kali tidak cukup. Seorang pekerja yang dipaksa bekerja lembur terus-menerus atau mengalami tekanan dari atasan yang otoriter akan kesulitan menjaga kesehatannya, meskipun sudah memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.

Peran Pemerintah dalam Menyediakan Regulasi yang Mendukung Pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam menciptakan regulasi yang melindungi kesehatan mental pekerja. Beberapa negara telah menerapkan kebijakan cuti kesehatan mental atau mewajibkan perusahaan menyediakan layanan konseling bagi karyawan.

Misalnya, di Jepang, terdapat regulasi yang mewajibkan perusahaan melakukan survei stres tahunan pada karyawannya. Sementara itu, di Indonesia, regulasi terkait kesehatan mental di tempat kerja masih sangat terbatas. Undang-Undang Ketenagakerjaan lebih banyak berfokus pada aspek fisik dibandingkan aspek psikologis pekerja. Sudah saatnya regulasi ini diperbarui agar kesehatan mental pekerja tidak lagi diabaikan.

Langkah-langkah yang bisa diambil pemerintah antara lain:

  • Mewajibkan perusahaan menyediakan program kesehatan mental bagi karyawan.

  • Mendorong perusahaan menerapkan kebijakan cuti mental bagi pekerja.

  • Melakukan kampanye kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di tempat kerja.

  • Menyediakan layanan kesehatan mental yang lebih terjangkau bagi pekerja.

Kesimpulan Kesehatan mental di tempat kerja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga perusahaan dan pemerintah. Lingkungan kerja yang sehat harus menjadi prioritas bersama agar produktivitas tetap terjaga tanpa mengorbankan kesejahteraan pekerja. Perusahaan harus lebih serius dalam menerapkan kebijakan kesehatan mental, pekerja harus lebih sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup, dan pemerintah perlu menetapkan regulasi yang lebih jelas untuk melindungi hak-hak pekerja.

Jika ketiga elemen ini bekerja sama, kita bisa menciptakan dunia kerja yang lebih manusiawi, produktif, dan berkelanjutan. Kesehatan mental bukan lagi sekadar isu yang dianggap sepele, tetapi menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis. 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya