Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENYERUPUT minuman panas saat hujan sangat nikmat dan juga menghangatkan tubuh. Akan tetapi, belakangan ini mencuat isu di dunia maya jika minum minuman panas bisa menyebabkan kanker. Lalu bagaimana penjelasan dokter?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD menjawab hal tersebut. "Katanya minuman panas itu bisa bikin kanker, dok. Hah? Kanker? Ada-ada aja sih," kata dr Ningz, demikian sapaannya, melalui Instagram pribadinya @drningz.
Dr Ningz mengatakan suhu air maksimal yang bisa diminum ialah 70° Celcius. "Kalau lebih dari itu, ya melepuh semua tenggorokan sama mulut kita," paparnya. "Dan berapapun suhu air yang kita minum, itu sebenarnya pada saat masuk ke lambung, itu akan berubah suhunya menyesuaikan suhu tubuh kita," lanjut dr Ningz.
Ia pun menekankan jika tidak ada korelasi antara minum minuman panas dengan penyakit kanker. Lebih lanjut, dr Ningz mengatakan kanker disebabkan oleh mutasi genetik. "Dan yang bisa menyebabkan mutasi genetik itu utamanya adalah radikal bebas, misalnya," ucap dr Ningz.
Radikal bebas, lanjutnya, muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. "Dari makanan minumanmu yang nggak sehat, zat-zat kimia yang dikonsumsi, dihirup, jadi faktor lingkungan juga ada, radiasi, polusi, lalu juga merokok, dan juga infeksi-infeksi virus," jelas dr Ningz. (M-1)
Menambahkan kayu manis ke dalam secangkir kopi tidak hanya memperkaya cita rasa minuman, tapi juga bisa menghadirkan sejumlah manfaat kesehatan
Kanker ini berkembang dari sel abnormal pada lapisan usus besar atau rektum sehingga asupan gizi memainkan peran yang cukup besar untuk menurunkan risikonya.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
LINITIS plastica jarang terdengar di telinga masyarakat awam. Hal itu karena penyakit ini merupakan kanker lambung yang masih tergolong jinak namun dalam kategori langka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved