Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MAHASISWA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil membuat tabir surya atau sunscreen dari bahan baku limbah kulit udang dan lidah buaya. Produk tersebut merupaka hasil studi dan penelitian yang dilakukan Rhizma Az Zahra ( Prodi Kimia), Melisa Sekarlina Putri Dayani (Prodi Pendidikan dan Biologi), Rahma Budiasti (Prodi Pendidikan Matematika), Aisyah Ary Yatma (Prodi Pendidikan IPA) dan Bartolomius Dias (D4 Manajemen Pemasaran).
Para mahasiswa ini menggunakan ekstrak kitosan kulit udang dan lidah buaya (aloe vera) sebagai bahan utama pembuatan tabir surya (sunscreen) dan sekaligus body lotion. Kitosan adalah senyawa golongan karbohidrat yang berasal dari limbah hasil laut, seperti udang, kepiting, ketam, dan kerang. Kitosan merupakan turunan dari kitin yang mengalami deasetilasi.
Menurut Rhizma Az Zahra sunscreen body lotion atau tabir surya adalah senyawa yang berguna untuk memproteksi kulit dari paparan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.
Baca juga : Inilah Tips yang Perlu Diperhatikan Saat Pilih Suncreen
Menurut dia, produk tabir surya yang sering ditemukan di pasaran pada umumnya mengandung zat kimia sintetis sebagai bahan aktif seperti oksibenzon dan avobenzon.
"Krim tabir surya berbahan kimia dapat melindungi kulit dengan cara memantulkan sinar matahari," jelasnya.
Dikatakan, kitosan merupakan polimer yang berasal dari cangkang udang yang diketahui dapat membentuk lapisan oklusif yang baik yang dapat membentuk lapisan edible film, sehingga dapat menangkal sinar UV secara fisik.
Baca juga : Dukung Olahraga, MS Glow For Men Kenalkan Produk Tabir Surya Inovasi
“Sedangkan lidah buaya dapat berperan sebagai antioksidan alami yang bekerja dengan memutus reaksi berantai dari lemak dan membuatnya menjadi lebih stabil, mengikat ion-ion logam, menangkap oksigen, mengurai hidroperoksida menjadi senyawa non radikal serta menyerap radiasi UV,” ungkapnya.
Limbah cangkang kulit udang ini memiliki kandungan 15-20% kitin, 25-40% protein, dan 45-50% kalsium karbonat. Produksi udang di Indonesia mencapai 1,48 juta ton. Dengan potensi produksi udang tersebut dipastikan meninggalkan limbah berupa kulit udang dalam jumlah yang cukup besar. Limbah tersebut mudah sekali busuk sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
“Oleh karenanya kami buat cangkang kulit udang jadi kitosan sebagai bahan baku tabir surya,” paparnya.
Tabir surya berbahan dasar kitosan dan aloe vera buatan mereka dinamai KiLoev. Bahan lain yang digunakan antara lain aquades, trietanolamin, asam asetat, gliserin, nipagin, pewangi, kulit udang, HCL 1M, NaOH, larutan ninhidrin, pH universal, tube, dan label.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbud Ristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024. (Z-9)
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Perlindungan kulit dari sinar matahari tidak hanya penting saat beraktivitas di luar ruangan, tapi juga di dalam rumah.
Tidak mengandung alkohol, Paraben, dan Non-Comedogenic, serta tidak meninggalkan white cast, juga jadi salah satu pertimbangan saat membeli sunscreen.
Tetapi, saat berjemur, jangan lupa menggunakan Sunscreen.
Paparan berlebih terhadap sinar UV dapat menimbulkan masalah kulit di kemudian hari. Karena itu, penting bagi orang tua memberikan perlindungan terbaik dengan skincare anak yang tepat.
SAMA halnya dengan orang dewasa, setelah si kecil memakai tabir surya atau sunscreen, sebaiknya sunscreen tersebut dibersihkan hingga benar-benar bersih.
Fishipol UNY meluncurkan sebuah buku eulogi berjudul 'Supardi, Dari Taman Siswa ke Santiniketan: Humanis, Humoris, Harmonis' pada Jumat, 14 Maret 2025.
Majelis Wali Amanat Universitas Negeri Yogyakarta beranggotakan 17 orang dan diketuai Prof. Suyanto, mantan Dirjen Dikti dan mantan Rektor UNY yang bertatus sebagai wakil alumni.
Daun pepaya juga mudah ditemukan dimana saja namun penggunaannya masih jarang sehingga sering kali hanya menjadi limbah tidak terpakai saja.
Kemenangan mutlak Tim Maestro Evo itu didapatkan dari keberhasilan menyimpan padi yang direpresentasikan dengan bola berwarna sesuai dengan warna representasi dari tim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved