Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMBERIAN asupan pada anak nyatanya tidak hanya dengan mempertimbangkan gizi. Makanan dan minuman bergizi tinggi belum tentu baik pada anak jika tidak sesuai dengan kondisi perkembangan saluran cerna anak.
Sebab itu dokter spesialis anak, dr. Hendra Widjaja, Sp.A. mengingatkan para orangtua agar juga memperhatikan kesesuaian tekstur makanan dengan kemampuan makan anak. "Belum lagi koordinasi antara menelan, mengunyah dan mengisap si kecil belum sempurna. Hati-hati malah tersedak," katanya melalui akun Instagram @bicarasikecil.
Baca juga : Anak Mengalami Ruam Popok, Bolehkah Diberi Bedak?
Ia juga menekankan agar orangtua menghindari makanan yang banyak mengandung pengawet. "Udah gitu banyak mengadung pengawet, tinggi garam dan juga gula," tambahnya.
Baca juga : Upaya Penyelesaian Perundungan di PPDS Jangan Bersifat Top Down
Lebih lanjut, dr Hendra memberikan informasi mengenai beberapa makanan yang sebaiknya tidak diberikan ke anak sesuai usianya.
1. Anak Usia di Bawah 4 Tahun
Baca juga : Benarkah Baby Walker Membantu Bayi Belajar Jalan?
Untuk anak di bawah empat tahun, ia menyarankan untuk jangan diberikan makanan-makanan seperti popcorn, kacang-kacangan, kismis, dan permen. "Karena risiko tersedak akibat koordinasi antara refleks menghisap dan menelan si kecil serta mengunyahnya belum sempurna. Kalau tersedak masuk paru-paru, yang ada malah sesek nafas," jelasn dr Hendra. "Pokoknya yang kecil-kecil itu sebaiknya dihindari ya," lanjutnya.
2. Anak di Bawah Usia 2 Tahun
Baca juga : Bunda, Bayi ASI Eksklusif dan Bayi dengan MPASI Tidak Perlu Konsumsi Sufor
Selain mengikuti larangan soal makanan untuk anak di bawah usia 4 tahun, bagi anak di bawah usia 2 tahun juga disarankan untuk menghindari teh dan kopi. "Udah jelas gak ada manfaatnya, justru dapat menghambat penyerapan mikronutrien termasuk zat besi," kata dr Hendra.
Selain itu dr. Hendra mengatakan anak di bawah usia 2 tahun juga belum boleh diberi makanan ringan yang tinggi garam dan berpengawet. "Yang kedua, ciki-ciki. Ini udah tinggi garam, tinggi pengawet, gak ada gizinya lagi. Yang ketiga, sirup, soda, dan susu aneka rasa yang justru tinggi akan gula," lanjutnya.
3. Anak di Bawah 1 Tahun
Untuk anak usia di bawah 1 tahun, maka tambahan larangan adalah untuk konsumsi jus buah yang memiliki kandungan gula tinggi. Jus buah yang ditambahkan dengan air juga dinilai akan membuat si kecil menjadi cepat kenyang. "Yang ada malah nyebabin GTM (gerakan tutup mulut). Lagian buah itu cuma pengenalan kok untuk si kecil yang lagi MPASI," jelas dr Hendra.
Selanjutnya ialah kerupuk. "Terutama kerupuk abang-abang nih yang isinya micin doang. Yang ketiga, permen. Karena udah tinggi gula, bikin tersedak juga lagi. Yang keempat, ikan asin. Namanya aja udah asin," lanjutnya.
Selanjutnya, ia juga menyarankan agar anak usia tersebut tidak diberi sosis dan makanan kemasan siap saji lainnya. "Seperti nugget. Ini sih tinggi karbohidrat, proteinnya cuma dikit, udah gitu mengandung banyak pengawet lagi,” jelasnya. (M-1)
PEMINDAHTUGASAN atau mutasi di kalangan aparatur sipil negara (ASN) di negeri ini merupakan hal yang biasa dan lazim terjadi.
Jangan biarkan car seat bisa bergerak lebih dari 3 cm saat terpasang.
Mesty merupakan CEO Tentang Anak, platform dan aplikasi parenting yang berisi para pakar kesehatan anak agar pengguna bisa berkonsultasi dan berdiskusi
BAGI pasangan yang baru pertama kali kehadiran bayi, selain mendatangkan kebahagiaan, tetapi juga mungkin kekhawatiran. Berikut beberapa tanda bahaya pada bayi yang baru lahir.
Dokter spesialis anak mengatakan pemberian bedak akan menambah risiko infeksi pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved