Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BAGI pasangan yang baru pertama kali kehadiran bayi, selain mendatangkan kebahagiaan, tetapi juga mungkin kekhawatiran. Sebab, beberapa pasangan yang baru memiliki anak, merasa kebingungan dalam merawat bayi baru lahir.
Baca juga : Zero-Dose Imunisasi Anak Ditargetkan Berkurang 25% pada 2024
Oleh sebab itu, penting untuk membekali diri dengan keterampilan dalam merawat bayi baru lahir. Pengetahuan dan keterampilan tersebut akan memudahkan menjalani peran sebagai orangtua baru.
Bayi baru lahir perlu diperlakukan secara hati-hati, karena masih rentan. Selain itu, orangtua juga perlu mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi yang baru lahir.
Hal tersebut agar orangtua tahu kapan si kecil harus dibawa ke rumah sakit atau konsultasi ke dokter spesialis anak. Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi dr. Leni Ervina, Sp.A(K), M.Kes membagikan beberapa tanda bahaya pada bayi yang baru lahir melalui Instagram @dokteranakkuofficial.
PEMINDAHTUGASAN atau mutasi di kalangan aparatur sipil negara (ASN) di negeri ini merupakan hal yang biasa dan lazim terjadi.
Jangan biarkan car seat bisa bergerak lebih dari 3 cm saat terpasang.
Mesty merupakan CEO Tentang Anak, platform dan aplikasi parenting yang berisi para pakar kesehatan anak agar pengguna bisa berkonsultasi dan berdiskusi
Sebab itu dokter spesialis anak, dr. Hendra Widjaja, Sp.A. mengingatkan para orangtua agar juga memperhatikan kesesuaian tekstur makanan dengan kemampuan makan anak.
Dokter spesialis anak mengatakan pemberian bedak akan menambah risiko infeksi pada anak.
Pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang kejang, terutama yang sampai mengeluarkan liur.
Pertolongan pertama yang tepat dapat membantu pasien melewati periode kejang dengan aman.
Anak yang sedang kejang sebaiknya dibaringkan di tempat yang datar dan luas agar tidak terbentur ke benda-benda di sekitarnya.
Mitos terkait penanganan epilepsi seperti memasukkan kopi ke mulut anak, masukkan sendok, mengguncang tubuh anak, tidak ada rujukan dari medis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved