Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENGOMPOL merupakan salah satu kondisi yang pasti ditemui orangtua pada anak-anak yang mulai lepas dari popok sekali pakai. Beberapa di antaranya masih ngompol di usia lima tahun.
Dokter Spesialis Anak dr. Rinaldi Lenggana, SpA, MHKes, MBiomed menjelaskan anak laki-laki cenderung lebih sering mengompol dibandingkan anak perempuan.
"Saat anak sudah berusia 7 tahun, masih ada sebagian kecil anak yang mengompol di malam hari. Bagi sebagian besar anak, mengompol dapat berhenti sendiri tanpa membutuhkan terapi. Namun terkadang orangtua merasa khawatir ada masalah medis yang mendasari anak masih mengompol," kata dr. Rinaldi melalui unggahan di Instagram pribadinya @rinaldilenggana_dokteranak.
Baca juga : Skincare Lokal yang Dikembangkan Dokter Anak dan Kulit Diminati Konsumen
Lalu, mengapa anak masih mengompol? Terdapat beberapa penyebab anak mengompol, seperti yang dijelaskan dr. Rinaldi sebagai berikut;
"Mengompol adalah masalah umum pada anak yang masih dapat berlangsung hingga anak berusia 7 tahun. Mengompol dapat berhenti sendiri pada sebagian besar anak," ujar dr. Rinaldi.
Oleh sebab itu, mengompol bukan salah anak dan tidak perlu ada hukuman karena mengompol.
Baca juga : Pneumonia Masih Mengancam, MSD Ajak Orang Tua Lakukan Vaksinasi
Kiat agar Anak tidak Mudah Mengompol
Dr. Rinaldi mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar membangun kebiasaan si kecil tidak mudah mengompol, sebagai berikut;
Lalu, kapan anak yang masih mengompol harus dibawa ke dokter? Ketika masih mengompol setelah usia 7 tahun. Lalu saat anak mengompol kembali setelah lebih dari beberapa bulan tidak mengompol di malam hari. Hal penting lainnya ialah saat anak mengompol disertai nyeri berkemih, rasa haus yang tidak lazim, warna urin pink atau merah, feses keras, mengorok, atau kaki bengkak.(M-3)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Pemprov Sulsel luncurkan Program Pelayanan Kesehatan Bergerak untuk layani daerah terpencil seperti Selayar dan Pangkep, hadirkan dokter spesialis dan layanan mobile.
Dengan waktu tunggu yang sangat lama tersebut berdampak pada kondisi kesehatan pasien.
MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini terdapat gap dokter spesialis sebesar 70 ribu orang selama 10 tahun ke depan.
Layanan kesehatan dokter spesialis yang disiapkan di puskesmas meliputi bidang kebidanan, kesehatan anak dan jantung.
Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin mampu menarik dukungan internasional.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengatakan, melatih dokter umum untuk melakukan operasi caesar pada ibu hamil bisa menjadi opsi terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved