Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
BUNDA, berencana menyekolahkan si kecil tahun ini? Persiapan matang jelas diperlukan. Mengingat, anak akan menghabiskan waktu panjang bersama teman dan guru di lingkungan luar rumah. Tak hanya itu, tentu Bunda ingin anak mendapatkan pendidikan terbaik yang dapat mengoptimalkan potensi mereka.
Seperti apa konsep pendidikan bagi anak yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi anak? Berikut penjelasan Head of School Wellington College Independent School Jakarta (WCIJ), Christine Haslett, yang bisa jadi panduan.
Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi besar. Anak memerlukan lingkungan yang tepat agar potensi tersebut dapat digali, dipupuk, dan dikembangkan. Jadi, pastikan bahwa tujuan sekolah bukan sekadar mencapai keberhasilan akademik. Lebih dari itu, sekolah harus mendukung tumbuh kembang anak secara holistis.
Baca juga : Kematangan Anak Masuk Sekolah tidak Dilihat dari Usia
“Sebagai contoh, di WCIJ tujuan kami adalah membentuk generasi muda yang mandiri, memiliki rasa ingin tahu, tangguh, dan peduli, serta terhubung dengan dunia. Melalui pengembangan nilai-nilai kebaikan, tanggung jawab, rasa hormat, keberanian, dan integritas, anak-anak dapat mencapai lebih banyak hal,” ujar Christine pada acara Admission Event, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).
Kurikulum sekolah, baik program kurikuler maupun kokurikuler, idealnya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak yang berbeda-beda sesuai usia mereka. Pada usia 3-5 tahun, anak-anak belajar lebih banyak dibandingkan dengan masa-masa lainnya dalam hidup mereka. Pemikiran dan sikap yang terbentuk di tahap ini berpengaruh besar pada pendekatan mereka terhadap pembelajaran di tahap berikutnya.
Anak-anak kecil merupakan individu yang penuh dengan imajinasi dan kreativitas. Mereka membutuhkan pengajaran yang memadukan rasa ingin tahu dengan pengajaran yang terfokus pada literasi, matematika, sains, humaniora, dan seni ekspresif. Kurikulum untuk kelompok usia ini menjadi fondasi penting untuk perkembangan fisik, emosional, dan sosial mereka.
Baca juga : TK Prestasi Global Raih Juara 1 Lomba Sekolah Ramah Anak
“Adapun untuk kelompok usia 6-11 tahun, kurikulum lebih fokus pada keunggulan akademik digabungkan dengan penekanan berkelanjutan pada kedalaman dan keluasan studi independen, yang disampaikan melalui berbagai proyek penelitian kreatif dan lintas kurikulum,” imbuh Christine.
Guru-guru berkualifikasi tinggi berperan penting untuk mendorong keunggulan anak dan memungkinkan setiap murid mendapatkan jalur pembelajaran sesuai potensi masing-masing.
“Tidak peduli apakah anak Anda penyuka balet, kutu buku, hobi coding, atau sepak bola, dukungan staf pengajar yang berpengalaman diperlukan untuk memastikan bahwa setiap anak memenuhi potensi mereka dan memanfaatkan setiap peluang yang diberikan kepada mereka,” imbuh Christine.
Baca juga : Ini Syarat Anak Autisme Bisa Bersekolah Inklusif
Tapi tentu saja, orang tua juga tak bisa diabaikan. Idealnya, pendidikan di semua tingkatan melibatkan kemitraan antara guru, orang tua, dan siswa. Jadi, proses pembelajaran yang didapat di sekolah dapat diteruskan dan dikembangkan di rumah.
“Keluarga adalah elemen penting dalam budaya Indonesia. Kami sendiri di WCIJ melibatkan orang tua sebanyak mungkin dalam kehidupan sekolah untuk menciptakan kemitraan yang kuat, antara lain melalui pertemuan rutin, dikombinasikan dengan peluang untuk berbagi di festival dan edukasi pendidikan,” papar Christine.
Terkait acara Admission Event, ia menjelaskan kegiatan itu digelar untuk memperkenalkan WCIJ yang akan memulai tahun ajaran baru pada September 2024. WCIJ merupakan sekolah swasta cabang dari Wellington College, sekolah berusia 165 tahun yang pertama kali diresmikan Ratu Victoria di Inggris pada 1859. WCIJ yang berbasis koedukasi memberikan pendidikan untuk anak-anak usia 3 hingga 11 tahun. (X-8)
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Sejumlah riset tentang otak menunjukkan bahwa fondasi penting dalam kehidupan manusia bukan lagi berada di usia sekolah dasar.
Melihat antusiasme yang tinggi dan dampak positif yang dihasilkan, Beeme Indonesia telah menyiapkan batch kedua Beeme Got Mini Talent.
Rumah Anak SIGAP Bandarharjo merupakan hasil inisiasi kerja sama antara Tanoto Foundation dan Pemerintah Kota Semarang.
PEMENUHAN kebutuhan esensial anak usia dini harus terus dimaksimalkan. Kebutuhan esensial anak usia dini yakni meliputi asupan gizi, pendidikan, dan pola asuh yang tepat.
Kolaborasi Codero dengan STEM Academy Malaysia bertujuan untuk mengembangkan potensi digital anak-anak sejak dini, dengan membentuk mereka menjadi pencipta teknologi
Dengan menggabungkan keahlian medis dan komitmen sosial, idsMED Aesthetics dan Merck berharap dapat membangun kesadaran akan pentingnya pemantauan tumbuh kembang sejak usia dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved