Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KARAKTERISTIK kesiapan anak usia dini memasuki jenjang pendidikan lanjutan sangat berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan sangat beragam. Sehingga kesiapan anak masuk ke jenjang pendidikan dari PAUD ke Sekolah Dasar harus mendapat perhatian khusus.
"Jika treatment masa pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini berhasil dicapai dengan baik, dia sudah bisa dinilai matang untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD). Usia anak mulai bersekolah berbeda-beda tergantung kesiapan setiap anak," kata Psikolog Universitas Indonesia (UI) Rose Mini Agoes Salim atau akrab disebut Bunda Romi dalam talkshow Komitmen Bersama Bunda PAUD Dukung Gerakan Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan, dikutip Rabu (7/6).
Menurutnya, upaya Kemendikbudristek dalam membangun Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dengan melibatkan seluruh Bunda PAUD di Indonesia merupakan langkah strategis dan tepat dengan tiga target perubahan yang telah ditetapkan.
Baca juga : Ayah Bunda, Yuk Dukung Pembentukan Kemampuan Fondasi pada Anak Usia Dini
"Saya harapkan sekembali ke daerah nanti dapat diimplementasikan. Tidak ada lagi tes calistung di seluruh Sekolah Dasar, baik negeri maupun swasta. Dan dilakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah secara tepat," ujarnya.
Bunda Romi menegaskan kematangan untuk bersekolah tidak dilihat dari usia. Kesiapan sekolah anak akan berbeda tergantung tiap individu. Ada yang usia 5 tahun sudah matang, ada yang baru 6 tahun, bahkan 7 tahun. Orangtua bisa menyiapkan anak masuk SD dengan melakukan stimulasi.
"Anak suka stimulasi dengan bermain karena hal ini dilakukan tanpa didasari keterpaksaan. Bermain adalah cara belajar yang paling alami serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak," tukasnya.
Baca juga : Sekolah Satu Atap Kota Bogor Diharap Jadi Solusi Masalah PPDB
Selain itu, bermain juga bisa menambah wawasan, skill, dan membentuk perilaku anak. Saat bermain, anak akan belajar berbagai konsep. Bermain itu menyiapkan diri (anak) dalam kehidupan.
Dikatakan aspek kesiapan sekolah anak yang harus mendapat perhatian adalah aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, kemandirian, dan moral.
“Aspek fisik dibagi menjadi motorik kasar dan halus. Saya selalu mengatakan kepada pendidik dan orangtua, anak bisanya motorik kasar seperti lempar dan lari. Untuk masuk ke dunia sekolah, mereka harus bermain di motorik halus. Caranya bisa dengan memasukkan benda kecil seperti biji-bijian ke dalam botol,” papar dia.
Baca juga : Contoh Catatan Wali Kelas di Rapor yang Memotivasi
Kemudian, aspek bahasa meliputi kemampuan memperkenalkan diri hingga tahap memahami dirinya seperti kondisi lapar atau kenyang. Menurut Rose, jika aspek tersebut bagus anak akan menjadi percaya diri.
Lebih lanjut, apabila seorang anak masuk ke SD dengan kondisi yang tidak siap, mengakibatkan dia sulit beradaptasi. Ketika sudah masuk SD, anak harus dilatih konsentrasi lebih lama agar tidak sulit memahami pelajaran.
“Rentang waktu belajar di SD kelas awal lebih panjang dari TK. Hal ini berkaitan dengan teori rentang konsentrasi. Jika di SD tidak dibiasakan konsentrasi lebih lama akan sulit memahami pelajaran. Kemudian anak akan merasa tidak nyaman di sekolah dan bisa mengakibatkan penurunan prestasi,” tandas Rose. (Z-1)
Bunda, sedang bersiap menyekolahkan si kecil? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk mengoptimalkan potensi mereka.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak. Mereka harus berpisah dengan guru dan teman-teman akan memberikan tantangan emosional.
Psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Fabiola Priscilla memberikan beberapa tips untuk mengatasi tekanan menjelang hari pertama anak kembali bersekolah
Sedang memilih sekolah untuk si kecil? Idealnya, lokasinya jangan terlalu jauh dari rumah untuk mencegah kelelahan anak maupun orang tua.
Sekolah perlu memberikan wadah seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved