Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Zelensky Desak Perlindungan Barat, Trump Pastikan Ukraina Tak Gabung NATO

Ferdian Ananda Majni
19/8/2025 08:38
Zelensky Desak Perlindungan Barat, Trump Pastikan Ukraina Tak Gabung NATO
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) di 10 Downing Street di London, Inggris (14/8/2025).(Xinhua)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia. Pernyataan itu ia sampaikan menjelang pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Senin (18/8).

"Presiden Zelensky dapat segera mengakhiri perang dengan Rusia jika ia mau. Tidak akan ada masuk ke NATO oleh Ukraina. Beberapa hal tidak pernah berubah," tulis Trump di platform Truth Social seperti dikutip BBC News, Selasa (19/8).

Trump juga menegaskan tidak ada perubahan terkait status Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014. Komentarnya disampaikan setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, yang menghasilkan pembatalan tuntutan gencatan senjata dan dorongan menuju kesepakatan damai permanen.

Di sisi lain, Zelensky kembali menekankan pentingnya jaminan keamanan dari sekutu Barat. 

"Kami semua memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan andal," tulisnya di media sosial, sambil menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan perlindungan yang efektif.

Utusan AS Steve Witkoff menyebut Rusia telah bersedia menerima kemungkinan pakta keamanan ala NATO untuk Ukraina. 

"Kami berhasil memenangkan konsesi berikut: Amerika Serikat dapat menawarkan perlindungan ala Pasal 5," kata Witkoff kepada CNN.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meredam optimisme tersebut. 

"Kita masih jauh dari itu," sebutnya kepada CBS. Rubio juga menolak anggapan bahwa Zelensky ditekan Trump untuk menerima kesepakatan damai, dengan menyebutnya sebagai narasi media yang bodoh.

Sejumlah pemimpin Eropa juga tiba di Washington untuk membahas masa depan Ukraina bersama Zelensky, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz. 

"Rencana kami adalah menyajikan front persatuan," kata Macron.

Meski diplomasi terus berlangsung, perundingan terjadi di tengah kemajuan pasukan Rusia yang kini menguasai hampir 20% wilayah Ukraina sejak invasi penuh pada 2022. Zelensky menegaskan bahwa konstitusi negaranya tidak memungkinkan adanya penyerahan wilayah. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya