Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

PM Jepang Imbau Warga Segera Mengungsi, Tsunami Diperkirakan Capai 4 Meter

Thalatie K Yani
30/7/2025 08:47
PM Jepang Imbau Warga Segera Mengungsi, Tsunami Diperkirakan Capai 4 Meter
PM Jepang menegaskan upaya tanggap darurat akan mengutamakan keselamatan jiwa manusia. Hal itu menyusul peringatan tsunami akibat gempa 8,7 Rusia.(AFP)

PERDANA Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan pihak berwenang saat ini tengah menilai situasi pascagempa magnitudo 8,7 di Rusia. Ia menegaskan setiap upaya tanggap darurat akan mengutamakan keselamatan jiwa manusia.

“Saat ini belum ada laporan kerusakan, namun kami mengimbau warga di wilayah yang telah diperintahkan untuk mengungsi agar segera menuju ke tempat tinggi dan menjauhi kawasan pesisir,” ujar Ishiba.

Pemerintah Jepang telah mengeluarkan perintah evakuasi menyusul ancaman tsunami, yang mencakup ratusan kilometer wilayah pesisir dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama. Warga diminta untuk tidak menunda evakuasi meski perkiraan waktu kedatangan tsunami bersifat tentatif.

“Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Waktu kedatangan tsunami hanyalah perkiraan — gelombang bisa tiba lebih cepat atau lambat. Tetap mengungsi selama peringatan masih berlaku,” bunyi pernyataan resmi otoritas setempat.

Badan Meteorologi memperkirakan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai 3 hingga 4 meter.

Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 8,7 yang menjadi pemicu peringatan ini terjadi sekitar 126 kilometer dari Petropavlovsk-Kamchatsky, Rusia, dengan kedalaman 18 kilometer, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

Di wilayah Kamchatka sendiri, tsunami dengan tinggi gelombang serupa telah terdeteksi. Menteri Situasi Darurat Regional, Sergei Lebedev, melaporkan bahwa meski tidak ada korban luka, sebuah taman kanak-kanak dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

“Gempa hari ini merupakan yang paling kuat dalam beberapa dekade terakhir,” ujar Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dalam sebuah video yang diunggah di Telegram. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya