Lula Balas Ancaman Tarif Trump: Dia Presiden AS, Bukan Kaisar Dunia

Thalatie K Yani
18/7/2025 08:40
Lula Balas Ancaman Tarif Trump: Dia Presiden AS, Bukan Kaisar Dunia
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan Donald Trump dipilih untuk memimpin AS, “bukan menjadi kaisar dunia”.(Media Sosial X)

PRESIDEN Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menanggapi keras ancaman tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan menegaskan Trump dipilih untuk memimpin AS, “bukan menjadi kaisar dunia.”

Pekan lalu, Trump mengancam akan memberlakukan tarif 50% untuk produk Brasil mulai 1 Agustus. Ancaman itu ia sampaikan melalui akun Truth Social, mengaitkannya dengan proses hukum terhadap mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro, sekutu dekat Trump.

Jair Bolsonaro

Bolsonaro kini diadili karena diduga mencoba menggulingkan Lula setelah kalah pada pemilu 2022. Jika terbukti bersalah, ia bisa dijatuhi hukuman lebih dari 40 tahun penjara.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Lula menegaskan kasus Bolsonaro tidak ada kaitannya dengan perdagangan. “Peradilan di Brasil independen. Presiden tidak bisa memengaruhi putusan apa pun. Bolsonaro diadili bukan karena pribadinya, tapi karena upayanya mengorganisir kudeta,” kata Lula.

Ia juga menyinggung kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol Hill. “Jika Trump adalah orang Brasil dan melakukan hal serupa di sini, dia juga akan diadili dan mungkin dipenjara,” ujarnya.

Awalnya Disangka Hoaks

Lula mengaku awalnya tidak percaya ketika membaca ancaman Trump di media sosial. “Saya pikir itu berita bohong. Sangat tidak menyenangkan,” katanya.

Brasil kini mengancam akan memberlakukan tarif balasan jika Trump benar-benar merealisasikan kebijakannya. “Brasil akan menjaga kepentingan rakyatnya, bukan kepentingan negara lain. Kami mau bernegosiasi, bukan dipaksa,” tegas Lula.

Ancaman ini muncul meski AS sebenarnya memiliki surplus perdagangan dengan Brasil senilai US$6,8 miliar pada 2023. Artinya, AS mengekspor lebih banyak barang ke Brasil daripada impor dari sana. Produk ekspor utama AS ke Brasil termasuk pesawat, bahan bakar, mesin industri, dan peralatan listrik. Jika Brasil membalas dengan tarif 50%, sektor-sektor ini bisa terdampak berat.

Masih Terbuka untuk Negosiasi

Meski bersikap tegas, Lula tetap membuka peluang dialog. “Saya bukan presiden progresif. Saya adalah presiden Brasil. Saya melihat Trump sebagai presiden AS, yang dipilih rakyatnya. Yang terbaik adalah duduk bersama dan berbicara,” ujarnya.

“Jika Trump mau serius mempertimbangkan negosiasi, saya akan membuka diri. Tapi hubungan kedua negara tidak bisa terus seperti ini,” tambah Lula.

Sementara itu, AS resmi membuka investigasi terkait apa yang disebut sebagai praktik dagang tidak adil oleh Brasil. Penyelidikan ini mencakup perdagangan digital, layanan pembayaran elektronik, tarif preferensial, perlindungan kekayaan intelektual, akses pasar etanol, hingga isu deforestasi ilegal. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya