Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MANTAN Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, mengecam rencana pemerintah Israel membangun 'kota kemanusiaan' di Rafah, Jalur Gaza. Dalam wawancara dengan The Guardian, Olmert menilai inisiatif itu justru berpotensi menjadi kamp konsentrasi bagi warga Palestina.
"Itu bukan sekadar tempat penampungan. Itu kamp konsentrasi. Saya minta maaf, tapi itulah faktanya," ujar Olmert seperti dikutip Al Jazeera.
Ia memperingatkan, jika warga Palestina dipaksa dipindahkan ke kawasan tersebut, hal itu bisa dianggap sebagai bagian dari pembersihan etnis.
“Memang belum terjadi. Tapi kalau mereka membangun kamp untuk ‘membersihkan’ lebih dari separuh Gaza, maka ini jelas bukan upaya menyelamatkan, melainkan mengusir dan mendeportasi. Tidak ada pemahaman lain,” kata Olmert.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya kecaman internasional terhadap serangan berkelanjutan Israel di Gaza. Sehari sebelumnya, militer Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 95 warga Palestina, termasuk tujuh anak yang tengah mengantre air dan 17 orang di sebuah pasar di Gaza.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan optimisme atas peluang tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam waktu dekat.
“Kami masih terus bernegosiasi. Mudah-mudahan, dalam sepekan ke depan, situasinya bisa terselesaikan,” ujar Trump.
Harapan serupa juga disampaikan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang mengatakan akan bertemu dengan mediator dari Qatar di sela-sela final Piala Dunia Antarklub FIFA di Amerika Serikat.
Pernyataan Trump dan Witkoff muncul di tengah mandeknya usulan gencatan senjata selama 60 hari yang didukung AS. Proses perundingan hingga kini masih tersendat oleh saling tuding antara Hamas dan Israel atas lambannya kemajuan kesepakatan. (Ndf/I-1)
Harga makanan di Gaza meningkat 400 persen dibandingkan dengan harga sebelum tanggal 18 Maret 2025.
Ratusan warga Palestina terpaksa mengungsi dari lingkungan Shujaiya di Kota Gaza. Hal ini menyusul perintah evakuasi baru dan ancaman pemboman oleh militer Israel
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved