Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Elon Musk Bikin Partai Baru, Pengamat Ragu-Ragu

Irvan Sihombing
06/7/2025 19:55
Elon Musk Bikin Partai Baru, Pengamat Ragu-Ragu
Elon Musk(Antara )

PARA pakar hukum pemilu di Amerika Serikat (AS) meragukan ide miliarder Elon Musk perihal pembentukan Partai Amerika. Mereka menyebut bahwa ada hambatan kuat bagi partai baru untuk masuk. Selama ini dua partai besar telah bercokol lama yakni Demokrat dan Republik.

Seperti disitat dari Xinhua, penyelenggara di California, harus mendaftarkan sekitar 75 ribu anggota atau mengumpulkan 1,1 juta tanda tangan agar bisa tampil pada surat suara.

Para ahli strategi politik menduga rencana Musk mendirikan Partai Amerika amat mungkin lebih ditujukan untuk memberi tekanan pada para pembuat undang-undang. Mereka meragukan keseriusan pendiri SpaceX itu dalam membentuk partai ketiga yang bertahan lama.

Langkah itu dilakukan setelah pengesahan One Big Beautiful Bill oleh Presiden AS Donald Trump, yang memangkas insentif kendaraan listrik dan meningkatkan belanja federal. Kebijakan itu ditentang Musk, karena perusahaannya, Tesla, menerima manfaat dari subsidi kendaraan listrik.

Elon Musk bahkan mengancam akan menggulingkan anggota legislatif yang mendukung undang-undang tersebut. Trump, sebagai balasan, telah menyiratkan akan meninjau ulang apa yang disebutnya sebagai "subsidi miliaran dolar" yang terkait dengan bisnis-bisnis Musk.

Xinhua mengutip pemikiran para analis menyebutkan bahwa langkah Musk tampaknya lebih merupakan taktik tawar-menawar tingkat tinggi. Mereka meragukan kelahiran Partai Amerika sebagai awal perombakan besar dalam sistem perpolitikan di Negeri Paman Sam.  

Sebelumnya, Elon Musk pada Sabtu (5/7) mengusulkan "Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda", menyusul sebuah jajak pendapat daring yang dia luncurkan awal pekan ini yang menunjukkan dukungan untuk membentuk partai politik baru.

"Hari Kemerdekaan adalah waktu yang tepat untuk bertanya apakah Anda menginginkan kemerdekaan dari sistem dua partai (beberapa orang menyebutnya sistem satu partai)," kata Elon Musk pada unggahan jajak pendapat di media sosial X, Jumat (4/7).

Lebih dari 65% dari 1,2 juta responden mendukung gagasan itu.

Menanggapi hasil tersebut pada Sabtu, Musk menulis, "dengan faktor dua banding satu, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya! Ketika menyangkut soal membangkrutkan negara dengan pemborosan dan korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi".

Musk mengatakan Partai Amerika akan fokus secara tajam pada dua atau tiga kursi Senat dan delapan hingga 10 distrik DPR, sebuah strategi yang dia yakini dapat mengubah kendali di Kongres yang terbagi tipis.

Pengumuman pembentukan Partai Amerika mempertegas perpecahan antara Musk dan Trump, yang sebelumnya dikenal dekat secara politis maupun strategis. Musk diketahui menggelontorkan ratusan juta dolar untuk mendukung kampanye pemilihan ulang Trump.

Ia bahkan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) pada awal masa jabatan kedua presiden dari Partai Republik itu. Namun hubungan mereka memburuk drastis menyusul pengesahan RUU pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang disebut Trump sebagai “Big, Beautiful Bill.”

Di sisi lain, Trump mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengumumkan tarif baru terhadap hingga 12 negara pada Senin (7/7) waktu setempat. Ketika ditanya negara mana saja yang akan terdampak, Trump menolak menjelaskannya.

"Saya sudah menandatangani beberapa surat, dan surat-surat itu akan dikirim pada Senin. Mungkin ada 12 tarif yang berbeda, nilai uang yang berbeda, dan pernyataan yang juga berbeda-beda. Nanti akan diumumkan. Saya harus umumkan itu pada Senin," kata Trump kepada wartawan. 

Indonesia merupakan salah satu negara tengah menantikan hasil negosiasi untuk lolos dari pemberlakukan tarif resiprokal hingga 32%. (Ant/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya