Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Israel Tewaskan Direktur RS Indonesia, Kemenlu Serukan Gencatan Senjata

Ferdian Ananda Majni
03/7/2025 10:51
Israel Tewaskan Direktur RS Indonesia, Kemenlu Serukan Gencatan Senjata
Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza utara, yang sudah tidak berfungsi akibat serangan Israel.(Dok. Antara/Anadolu )

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, bersama keluarganya dalam serangan udara Israel pada Rabu (2/7).

Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Indonesia juga mengecam keras serangan yang menewaskan tokoh kemanusiaan tersebut.

“Indonesia turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” tulis Kemenlu RI dalam pernyataan resmi di akun X pada Kamis (3/7).

Kemenlu menegaskan bahwa Indonesia sangat menghargai kontribusi dr. Marwan dalam perjuangan kemanusiaan dan perdamaian di Palestina

“Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan dan bagi perdamaian di Palestina,” lanjut pernyataan tersebut.

Pemerintah Indonesia menyatakan akan terus memantau perkembangan kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Selain itu, Indonesia juga menyerukan penghentian kekejaman yang terus terjadi dan menekankan pentingnya pelaksanaan gencatan senjata secara segera. 

“Indonesia terus memonitor dari dekat perkembangan RS Indonesia di Gaza,” kata Kemenlu. 

"Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan senjata segera di Palestina," demikian akhir dari pernyataan Kemenlu.

Tewaskan warga sipil

Di hari yang sama, serangan udara Israel menewaskan 14 warga sipil Palestina dan melukai banyak lainnya di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, menurut laporan dari sumber lokal. 

Pesawat nirawak Israel dilaporkan menargetkan kios makanan di dekat Rumah Sakit Al-Awda, yang menyebabkan lima orang tewas dan beberapa lainnya cedera.

Serangan terpisah juga terjadi di kawasan al-Mukhayyam al-Jadid, bagian dari perluasan kamp pengungsi, di mana sembilan warga Palestina, termasuk tiga anak di bawah umur, tewas akibat serangan drone di area depan sebuah sekolah.

Israel diketahui secara sepihak mengakhiri kesepakatan gencatan senjata pada 18 Maret lalu dan sejak itu kembali meluncurkan gelombang serangan udara intensif di seluruh Jalur Gaza. 

Dalam waktu kurang dari dua tahun, serangan tersebut telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan luka-luka. Menurut data medis terbaru dikutip Wafa, Kamis (3/7) sedikitnya 6.454 orang tewas dan 22.551 lainnya mengalami luka sejak agresi besar terbaru dimulai. 

Dalam 24 jam terakhir saja, ditemukan 142 jenazah—termasuk tiga dari reruntuhan—dan 487 korban lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Total korban jiwa

Sejak awal serangan militer besar Israel pada Oktober 2023, total korban jiwa mencapai 57.012 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. 
Selain itu, 134.592 warga dilaporkan terluka, dan lebih dari 10.000 orang masih hilang, diduga tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.

Agresi ini juga memicu krisis pengungsian besar-besaran, dengan hampir dua juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka. 

Sebagian besar dari mereka kini mengungsi ke Rafah, kota padat di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, dalam salah satu eksodus terbesar sejak tragedi Nakba pada 1948. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya