Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DIREKTUR Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina, dr. Marwan Al Sultan, meninggal dunia bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel yang menghantam tempat tinggal sementara mereka di Gaza City pada Rabu (2/7).
Serangan ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan Gaza, yang menilai insiden ini sebagai penargetan terhadap tenaga medis dan warga sipil.
Militer Israel mengeklaim bahwa serangan tersebut menyasar “militan utama” Hamas di Gaza City. Namun, mereka juga menyatakan sedang meninjau laporan mengenai kemungkinan jatuhnya korban sipil yang tidak terlibat dalam konflik.
Marwan Al Sultan dikenal sebagai dokter spesialis jantung dan direktur Rumah Sakit Indonesia yang dihormati, serta memiliki rekam jejak panjang dalam pelayanan medis di Gaza.
Dia menjabat sebagai konsultan kardiologi intervensional dan sering bekerja sama dengan tim kemanusiaan internasional dari berbagai negara seperti Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, Kanada dan Maroko.
Menurut Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dr. Marwan adalah sosok berdedikasi tinggi yang terus memimpin rumah sakit meski dalam kondisi sulit.
Dia berupaya keras memastikan layanan kesehatan tetap berjalan meskipun berada di bawah ancaman serangan udara serta krisis logistik dan sumber daya.
Direktur RS al-Shifa, dr. Mohammed Abu Selmia, mengaku sangat kehilangan atas kematian rekannya.
"Dia adalah seorang sarjana terkemuka dan salah satu dari dua ahli jantung yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat pembunuhannya. Satu-satunya kesalahannya adalah bahwa dia adalah seorang dokter. Kami tidak punya pilihan selain bersikap tabah, tetapi rasa kehilangan itu sangat menghancurkan,” tuturnya.
Awal Juni lalu, dr. Marwan sempat berbicara kepada The Guardian mengenai kondisi kritis yang dihadapi staf RS Indonesia pascaserangan besar-besaran Israel pada Mei.
Dalam 50 hari terakhir, serangan tersebut telah menewaskan banyak tenaga medis, termasuk tiga dokter, kepala perawat RS Indonesia, staf RS Anak al-Nasser, serta para bidan, teknisi dan tenaga medis muda lainnya. Bahkan, pada hari pertama Idul Fitri 6 Juni lalu, sembilan petugas kesehatan gugur dalam satu hari di Gaza utara.
Pada Desember 2024, RS Indonesia sempat dikepung oleh militer Israel yang memaksa seluruh staf dan pasien untuk dievakuasi.
Namun, dr. Marwan kembali ke rumah sakit itu segera setelah terjadi gencatan senjata pada Januari 2025. Dia kemudian bekerja sama dengan tim EMT MER-C Indonesia untuk memulihkan layanan darurat dan memastikan operasional rumah sakit kembali berjalan dari Januari hingga Maret 2025.
"Ia dikenal karena keterusterangan, spontanitas, dan kepemimpinannya yang tegas—sifat-sifat yang menghiasi rapat manajemen rumah sakit, yang sering kali diisi dengan perdebatan sengit dan selalu diakhiri dengan keakraban sambil minum kopi dan makan bersama,” tulis MER-C dalam keterangannya.
Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkan dr. Marwan sebagai pribadi penuh kasih yang menjadi simbol dedikasi dan ketulusan dalam melayani rakyat Palestina. “Ia menjadi simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan di saat-saat tersulit dan saat-saat paling berat yang dialami rakyat kita yang terus-menerus mengalami agresi,” tulis Kemkes Gaza.
Sementara itu, Healthcare Workers Watch (HWW), sebuah organisasi medis Palestina, menyebut kematian dr. Marwan sebagai kehilangan besar.
"Pembunuhan Dr Marwan al-Sultan oleh militer Israel merupakan kerugian yang sangat besar bagi Gaza dan seluruh komunitas medis, dan akan berdampak buruk pada sistem perawatan kesehatan Gaza,” ujar Direktur HWW, Muath Alser.
Menurut Alser, kematian dr. Marwan merupakan bagian dari pola penargetan sistematis terhadap tenaga kesehatan yang terjadi tanpa akuntabilitas.
“Ini adalah hilangnya nyawa yang tragis, tetapi juga penghancuran puluhan tahun keahlian medis dan perawatan yang menyelamatkan nyawa mereka pada saat situasi yang dihadapi warga sipil Palestina sangat dahsyat,” pungkasnya. (Fer/I-1)
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
. Lubna mengatakan bahwa rudal F-16 menargetkan kamar ayahnya, dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, secara langsung, tepat di tempat beliau berada.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Direktur Utama Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan al-Sultan, yang tewas dalam serangan udara Israel.
DIREKTUR Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, dr. Marwan Al Sultan, gugur dalam serangan udara Israel yang menghantam apartemen tempat ia tinggal bersama keluarganya di Gaza City, Palestina
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved