Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Valeria Dibunuh saat Siaran Langsung TikTok dari Salon Kecantikan

Ferdian Ananda Majni
17/5/2025 10:49
Valeria Dibunuh saat Siaran Langsung TikTok dari Salon Kecantikan
Salon kecantikan tempat influencer Valeria Marquez, 23, dibunuh di Zapopan, Negara Bagian Jalisco, Meksiko pada 15 Mei 2025.(AFP)

INSIDEN tragis yang menimpa Valeria Marquez, seorang influencer kecantikan berusia 23 tahun, kembali membuka luka lama tentang tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan di Meksiko.

Marquez dibunuh saat melakukan siaran langsung TikTok dari salon kecantikan tempatnya bekerja di negara bagian Jalisco.

Pada siaran tersebut, seorang pria terdengar memanggil namanya, “Hai, Vale?” yang dijawabnya dengan “Ya,” sesaat sebelum ia mematikan suara siaran.

Beberapa detik kemudian, ia ditembak hingga tewas. Dalam rekaman itu, seseorang sempat mengangkat ponselnya dan wajah pelaku terekam sebentar sebelum video berakhir.

Segera setelah kejadian, media lokal menyebarkan laporan yang mengaitkan kematiannya dengan mantan pacarnya yang diduga pemimpin regional Kartel Generasi Baru Jalisco—salah satu kartel narkoba paling kejam di negara itu.

Beberapa pesan teks yang diduga berasal dari mantan pacar tersebut memperlihatkan ancaman karena Marquez mengabaikannya.

Namun, laporan dilansir Al Arabiya, Sabtu (17/5) tidak dapat memverifikasi identitas atau keberadaan mantan pacar itu, dan keluarganya memilih untuk tidak berkomentar.

Jaksa Jalisco menyatakan kasus ini sedang diselidiki sebagai kemungkinan femisida—pembunuhan perempuan karena alasan gender—namun belum mengonfirmasi siapa yang menjadi tersangka.

“Siapa pun yang terkait dengan gadis ini, baik teman, saudara, kenalan, atau pacar, sedang diselidiki atau diwawancarai,” kata Salvador Gonzalez de los Santos dalam konferensi pers hari Jumat (16/5).

Fenomena Berulang, Kemarahan yang Redup

Kasus Valeria Marquez adalah satu dari sekian banyak pembunuhan perempuan yang sempat menggegerkan publik, namun kemudian perlahan dilupakan.

Di masa lalu, kasus seperti Ingrid Escamilla, 25, Fatima Cecilia Aldrighett, 7, dan Debanhi Escobar, 18, sempat memicu protes nasional, namun tidak mengubah sistem secara signifikan.

“Hal ini mencerminkan tingkat kejenuhan, tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembunuhan semacam ini,” ujar Gema Kloppe-Santamaria, sosiolog dari University College Cork, Irlandia.

“Ini tidak terjadi pada gadis-gadis baik. Ini tidak terjadi pada wanita Meksiko yang baik," sebutnya.

Menurut Anayeli Perez dari National Citizens' Observatory on Femicide, fenomena ini mencerminkan kerusakan dalam tatanan sosial Meksiko.

“Setiap kasus muncul dalam siklus media dan kemudian muncul kasus lain,” katanya.

Angka yang Meningkat, Sistem yang Lumpuh

Pada 2023, tercatat 852 kasus pembunuhan perempuan di Meksiko menurut Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia.

Angka tersebut menjadikan Meksiko sebagai negara dengan tingkat femisida tertinggi keempat di kawasan tersebut. Banyak aktivis menyebut angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.

Jalisco, tempat pembunuhan Marquez terjadi, merupakan salah satu wilayah paling berbahaya di Meksiko, dengan 910 pembunuhan sejak Presiden Claudia Sheinbaum menjabat pada Oktober 2024, demikian menurut data TResearch.

Presiden Sheinbaum, perempuan pertama yang memimpin Meksiko, menyatakan kabinet keamanan nasional tengah bekerja sama dengan jaksa negara bagian untuk menyelidiki kasus Marquez.

Dia juga meminta publik untuk tidak menyebarkan video siaran langsung pembunuhan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada korban dan keluarganya.

Namun, menurut Perez, pernyataan presiden dan fakta bahwa ia perempuan belum cukup menjamin perubahan signifikan dalam sistem hukum dan penegakan hukum di Meksiko.

“Jaksa masih lalai, ahli belum terdidik, dan polisi belum berperspektif gender,” katanya.

Valeria Marquez dimakamkan pada hari Kamis (15/5) di bawah pengawalan polisi. Peti jenazahnya dihiasi karangan bunga mawar putih—simbol duka atas hilangnya satu lagi nyawa perempuan muda dalam siklus kekerasan yang belum kunjung terhenti. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik