Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tolak Denuklirisasi, Korea Utara: Senjata Nuklir Kami untuk Keperluan Tempur

Irvan Sihombing
09/2/2025 15:05
Tolak Denuklirisasi, Korea Utara: Senjata Nuklir Kami untuk Keperluan Tempur
Situasi lapangan Kim Il-Sung di Pyongyang, Korea Utara.(Dok. Antara/Pixabay.com)

KOREA Utara (Korut) menegaskan senjata nuklirnya dirancang untuk keperluan tempur, bukan barang tawar-menawar. Hal itu disampaikan Pyongyang menyusul keluarnya pernyataan soal denuklirisasi penuh Korut di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

"Kekuatan nuklir kami bukanlah sesuatu yang dapat diiklankan untuk mendapatkan pengakuan dari siapa pun dan bahkan bukan barang tawar-menawar yang dapat ditukar dengan beberapa sen," tulis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah, Sabtu (8/2).

"Kekuatan nuklir negara kami digunakan untuk pertempuran konstan guna segera menyingkirkan segala upaya invasi oleh kekuatan musuh yang melanggar kedaulatan negara dan keselamatan rakyatnya serta mengancam perdamaian regional," lanjut KCNA.

Di tengah ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan bahwa mereka menegaskan perlunya mengatasi program nuklir dan rudal Korut, yang menimbulkan ancaman serius bagi Jepang, AS, dan sekitarnya.

"Jepang dan AS akan bekerja sama mengupayakan denuklirisasi penuh Korea Utara," kata Ishiba dalam konferensi pers dengan Presiden Trump pada Jumat (7/2).

Namun, Trump mengatakan bahwa Washington akan menjalin hubungan dengan Korea Utara.

Trump menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korut pada 2019. Sebagai bagian dari negosiasi dengan Pyongyang tentang program rudal balistik dan nuklir terlarangnya, ia bertemu Kim Jong Un di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Korut sejak itu telah melakukan uji coba rudal dan nuklir, termasuk apa yang diklaimnya sebagai peluncuran rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat yang berhasil pada 2023.

Di sisi lain, para pejabat NATO dan Uni Eropa menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara berkekuatan nuklir. Korea Utara mengecam pernyataan tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal. (Anadolu-OANA/Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya