Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Warga Palestina Sambut Kedatangan Para Tahanan bak Pahlawan

Ferdian Ananda Majni
26/1/2025 10:43
Warga Palestina Sambut Kedatangan Para Tahanan bak Pahlawan
Ilustrasi(Anadolu)

RIBUAN warga Palestina memuji Hamas pada Sabtu (25/1), ketika menyambut para tahanan yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara kelompok militan tersebut dan Israel, serta empat sandera Israel juga dipulangkan.

Di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel, warga mengangkat para tahanan yang dibebaskan di pundak mereka di tengah kerumunan orang yang bersuka cita, setelah menunggu berjam-jam hingga bus yang membawa para tahanan tiba.

Sebagian melambaikan bendera Palestina atau bendera faksi-faksi Palestina termasuk Hamas, Jihad Islam, dan gerakan Fatah milik Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di dalam Rumah Sakit Eropa Gaza di selatan daerah kantong itu, tempat 16 tahanan yang dibebaskan tiba untuk pemeriksaan medis, ribuan orang berbondong-bondong masuk untuk menyambut mereka, meneriakkan Allahu Akbar "Allahu Akbar" dan "Salam untuk Brigade Qassam (sayap bersenjata Hamas)."

Ikhlas Balousha, seorang warga Gaza, mengatakan pembebasan saudara laki-lakinya telah membawa kebahagiaan meskipun mereka telah mengalami kehancuran, penderitaan, kelaparan dan genosida yang terjadi di daerah kantong itu.

Perasaan bermartabat

"Perasaan bermartabat, gembira, perasaan menang meski menderita, momen saat Anda bisa menjadi martir, tetapi puji Tuhan, Tuhan semesta alam, yang memperbolehkan kami melihatnya," katanya.

Adapun 200 warga Palestina yang dibebaskan pada hari Sabtu (25/1) termasuk militan, beberapa menjalani hukuman seumur hidup karena terlibat dalam serangan yang menewaskan puluhan orang.

Beberapa dibebaskan di Tepi Barat yang diduduki, sementara yang lain kembali ke Gaza yang sekarang hancur setelah 15 bulan perang brutal Israel. Mereka yang dianggap paling berbahaya oleh Israel dibawa ke Mesir sebelum diasingkan ke negara ketiga.

"Saya tidak ragu bahwa saya akan dibebaskan suatu hari nanti. Saya yakin akan hal itu," kata Mohammad Al-Arda, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ditambah 15 tahun karena keanggotaannya dalam Jihad Islam. 

Dia ditangkap kembali pada tahun 2021 setelah menggali jalan keluar dari penjara melalui terowongan darurat bersama tiga narapidana lainnya.

"Kami berada di sel isolasi, di bawah tekanan dan rasa sakit. Demi Tuhan, saat melihat kebahagiaan rakyat, saya pun ikut bahagia, kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata," katanya, setelah kembali ke Ramallah.

Pahlawan dan pejuang kebebasan

Israel mengatakan mereka yang dihukum karena membunuh warga Israel tidak akan diizinkan pulang. 

"Sekitar 70 orang akan dideportasi ke Mesir," kata pejabat Palestina dan dari sana akan dibawa ke negara lain, mungkin Turki, Qatar atau Aljazair.

Warga Palestina menyebut tahanan sebagai pahlawan dan pejuang kebebasan. Naser Dawoud, seorang pejuang Hamas yang menghabiskan 21 tahun di penjara dan menjalani dua hukuman seumur hidup karena ikut serta dalam serangan terhadap Israel, mengatakan dia tidak percaya namanya termasuk di antara mereka yang akan dibebaskan.

"Saya manusia dan dijatuhi hukuman seumur hidup, saya tidak menyangka ini akan terjadi, ada beberapa upaya sebelumnya, tetapi kali ini Tuhan memberkati kami," ucapnya.

Di Gaza, petugas medis di rumah sakit Gaza Eropa di Khan Younis mulai memeriksa kesehatan para tahanan yang baru dibebaskan.

Merawat tawanan Israel

Dalam sebuah pernyataan setelah pembebasan sandera Israel, Hamas mengatakan bahwa mereka telah menjaga kesejahteraan para tawanan sementara musuh mencoba membunuh mereka.

Beberapa tahanan yang dibebaskan dari Gaza utara harus tinggal di selatan daerah kantong itu untuk beberapa waktu hingga Israel mengizinkan ratusan ribu penduduk Gaza utara untuk kembali ke rumah, berdasarkan ketentuan perjanjian gencatan senjata.

Hamas mengatakan bahwa mereka mengharapkan Israel untuk menghormati perjanjian itu dengan segera menarik pasukan dari jalan-jalan yang memisahkan wilayah utara dan selatan. Hal itu untuk memungkinkan sekitar 650.000 orang kembali ke rumah mereka di wilayah utara. (Fer/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya