Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Laporan Baru Ungkap Rincian Penyiksaan dan Pembunuhan Dokter Gaza oleh Israel

Wisnu Arto Subari
18/11/2024 09:13
Laporan Baru Ungkap Rincian Penyiksaan dan Pembunuhan Dokter Gaza oleh Israel
Warga Gaza.(Al Jazeera)

LAPORAN baru pada Kamis (14/11) mengungkapkan rincian baru yang mengerikan tentang keadaan seputar pembunuhan dokter bedah terkenal Gaza Adnan Al-Bursh di penjara Israel pada Mei. Seorang tawanan di Penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki mengatakan kepada Sky News tentang cara pasukan Israel meninggalkan Dr Al-Bursh, yang telah disiksa dengan kejam, untuk mati sendirian dalam kesakitan yang menyiksa dan telanjang dari pinggang ke bawah di halaman penjara.

Tawanan tersebut, yang sebelumnya mengenal Dr Al-Bursh di Gaza, memberikan rincian dalam deposisi kepada pengacara dari organisasi hak asasi manusia Israel HaMoked. Ini dilansir dari New Arab. 

"Pada pertengahan April 2024, Dr Adnan Al-Bursh tiba di Bagian 23 di Penjara Ofer. Para penjaga penjara membawa Dr Adnan Al-Bursh ke bagian tersebut dalam kondisi yang menyedihkan. Dia jelas telah diserang dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Dia telanjang di bagian bawah tubuhnya."

"Para penjaga penjara melemparkannya ke tengah halaman dan meninggalkannya di sana. Dr Adnan Al-Bursh tidak dapat berdiri. Salah satu tahanan membantunya dan menemaninya ke salah satu ruangan. Beberapa menit kemudian, para tahanan terdengar berteriak dari ruangan tempat mereka masuk, menyatakan Dr. Adnan Al-Bursh (telah meninggal)."

Dr. Al-Bursh secara luas dianggap sebagai salah satu dokter bedah paling berkualifikasi dan terkenal di daerah kantong Palestina tersebut. Fotonya pada 2018, berlumuran darah korban pengeboman Israel, menjadi viral dan melambungkan namanya ke bentuk ketenaran yang mengerikan.

Ketika perang Israel di Gaza meletus pada Oktober tahun lalu, Dr. Al-Bursh bekerja di rumah sakit al-Shifa sebagai kepala bedah ortopedi. Pada November, Israel mengepung rumah sakit tersebut yang memaksa Dr. Al-Bursh, bersama dengan semua staf dan pasien, untuk melarikan diri.

Setelah bertugas di rumah sakit Indonesia di Bait Lahia dan mendokumentasikan pasukan Israel yang mengepung dan menembaki pasien dan staf tanpa pandang bulu, menewaskan 12 orang, ia sekali lagi diperintahkan untuk pergi karena Israel secara sistematis menghancurkan sistem kesehatan Gaza.

Dr. Al-Bursh kemudian pindah ke rumah sakit Al-Awda di Bagian utara Gaza, tempat pasukan Israel mengepung dan mengepungnya. Di sinilah Al-Bursh dibawa oleh pasukan Israel.

"(Direktur) memberi tahu kami bahwa (tentara Israel) memiliki data lengkap semua pria berusia antara 14 dan 65 tahun di rumah sakit Awda," rekannya Dr Mohammad Obeid mengatakan kepada Sky News. "Mereka mengatakan kepadanya bahwa jika semua pria tidak datang mereka akan menghancurkan Rumah Sakit Awda dengan semua wanita dan anak-anak di dalamnya," tambahnya.

Setelah Dr Al-Bursh meninggalkan rumah sakit, menurut Obeid, tentara Israel memanggil namanya dan kemudian dengan kasar membawanya pergi.

Dr Al-Bursh kemudian dibawa ke fasilitas penahanan Sde Teiman yang terkenal di Negev, yang oleh para whistleblower dan mantan narapidana disamakan dengan kamp konsentrasi.

Laporan tentang pelecehan fisik, mental, dan seksual tersebar luas di Sde Teiman, dengan kasus pemerkosaan yang begitu parah sehingga para tahanan meninggal dan mengalami luka serius. Dr. Khalid Hamouda, mantan narapidana kamp Sde Teiman, mengatakan kepada Sky News bahwa banyak tahanan yang ditahan di sana ialah tenaga medis.

Di sinilah Al-Bursh mengalami penyiksaan brutal, dipukuli dengan kejam oleh para penjaga Israel. Tingkat penyiksaan yang dialaminya tidak diketahui. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya