Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Target dan yang Dilakukan Israel untuk Serang Iran

Ferdian Ananda Majni
08/10/2024 12:29
Ini Target dan yang Dilakukan Israel untuk Serang Iran
Fasilitas nuklir Iran.(Al Jazeera)

IRAN dan Israel menghindari konfrontasi langsung selama bertahun-tahun. Mereka hanya melakukan perang bayangan berupa sabotase rahasia dan pembunuhan. 

Namun kedua negara kini semakin dekat dengan konflik terbuka, setelah invasi Israel ke Libanon selatan dan serangan rudal balistik Teheran terhadap Israel. Israel tampaknya siap menyerang Iran secara langsung dengan cara yang lebih gencar dan terbuka dibandingkan sebelumnya.

Iran memiliki sejumlah target sensitif, termasuk lokasi produksi minyak, pangkalan militer, dan lokasi nuklir. Berikut rincian sasaran target di Iran yang mungkin menjadi titik serangan Israel dan yang harus dilakukan.

Baca juga : Mantan PM Israel Dukung Serangan terhadap Situs Nuklir Iran

Industri minyak

Fasilitas minyak dan gas Iran sebagian besar berlokasi di bagian barat negara itu. Lokasinya dekat dengan Irak, Kuwait, dan Arab Saudi. 

Sejumlah besar fasilitas berada di lepas pantai atau pulau-pulau Iran, seperti terminal ekspor minyak utama di Pulau Kharg di Teluk Persia. Menyerang fasilitas minyak dapat merugikan perekonomian Iran yang sudah lemah dan mengganggu pasar minyak global sebulan sebelum pemilu AS. 

Iran memproduksi sekitar tiga juta barel minyak per hari atau sekitar 3% pasokan dunia. Pelanggan terbesarnya ialah Tiongkok.

Baca juga : Israel Vs Iran, Siapa yang Punya Militer Terkuat?

Serangan Israel terhadap instalasi minyak Iran mungkin mendorong Iran untuk menargetkan kilang di Arab Saudi atau Uni Emirat Arab. 

Iran mungkin juga mengancam lewatnya kapal tanker melalui Selat Hormuz, saluran penting bagi minyak yang diproduksi di Teluk Persia. Ini sumber dari hampir sepertiga produksi minyak dunia.

Hambatan pasokan energi ini dapat menyebabkan melonjaknya harga bensin, bahan bakar, dan produk lain yang berbahan dasar minyak bumi, seperti plastik, bahan Kimia, dan pupuk. Hal ini dapat mengancam banyak perekonomian dengan risiko resesi. Dampaknya akan paling besar terjadi di negara-negara yang bergantung pada minyak impor, terutama negara-negara miskin di Afrika.

Baca juga : Donald Trump Sarankan Israel Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran Dulu

Fasilitas nuklir

Israel melihat program nuklir Iran sebagai ancaman terhadap keberadaannya. Namun para pejabat Israel mengatakan mereka tidak memiliki rencana dalam waktu dekat untuk menyerang fasilitas nuklir Iran sebagai pembalasan atas serangan rudal baru-baru ini.

Menargetkan situs-situs nuklir, di antaranya berada jauh di bawah tanah, akan sulit dilakukan tanpa bantuan dari Amerika Serikat. Biden mengatakan pada awal Oktober bahwa dia tidak akan mendukung serangan terhadap situs nuklir Iran.

Bahkan jika Iran mempercepat produksi uranium yang diperkaya dalam jumlah yang cukup untuk membuat bom, para ahli mengatakan negara itu masih membutuhkan waktu berbulan-bulan dan mungkin satu tahun lagi untuk membuat senjata nuklir.

Baca juga : AS Imingi Paket Kompensasi asal Israel tidak Serang Iran

Serangan jarak jauh

Jika Israel ingin menggunakan angkatan udaranya yang kuat untuk membalas, pesawat-pesawatnya harus terbang dengan jarak jauh. Namun baru-baru ini mereka menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan hal tersebut.

Dalam serangan terhadap Houthi di Yaman pada akhir September, pasukan Israel terbang lebih dari seribu mil untuk menyerang pembangkit listrik dan infrastruktur pelayaran. Mereka menggunakan pesawat pengintai dan puluhan jet tempur yang harus diisi bahan bakar di tengah penerbangan.

Menyerang Iran melalui udara memerlukan jarak yang sama, tetapi akan jauh lebih berbahaya. Iran memiliki pertahanan udara yang jauh lebih kuat dibandingkan Libanon dan Yaman.

Pada April lalu, sebagai pembalasan atas serangan rudal pertama Iran, serangan udara Israel merusak sistem antipesawat S-300 di dekat Natanz. Para pejabat Barat dan Iran mengatakan bahwa Israel telah mengerahkan drone udara dan setidaknya satu rudal ditembakkan dari pesawat tempur dalam serangan tersebut.

"Saya pikir kemungkinan besar mereka akan meniru operasi pada April dan mencoba menghancurkan sistem peringatan dini dan pertahanan udara Iran untuk membuka jalan bagi serangan udara," kata Grant Rumley, mantan pejabat Pentagon dan peneliti senior di Washington Institute for Kebijakan Timur Dekat. "Pertanyaannya, seberapa luas dan apakah mereka akan memasuki wilayah udara Iran?" tambahnya. 

Namun Israel mungkin tidak harus bergantung pada angkatan udaranya saja dalam menyerang Iran. Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional, Israel punya pilihan lain seperti rudal balistik jarak menengah Jericho 2 yang dapat terbang sekitar 2.000 mil dan rudal balistik jarak menengah Jericho 3 yang dapat mencapai target lebih dari 4.000 mil. (NYtimes/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya