Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PARA arkeolog telah menggali sisa-sisa kuno dari barak tentara Mesir dan artefak yang ditinggalkan di sana, termasuk pedang perunggu yang masih mengkilap dengan ukiran nama Raja Ramses II dalam hieroglif.
Kompleks tersebut terdiri dari gudang untuk menyimpan senjata dan makanan, serta barak untuk menampung prajurit di titik strategis di barat laut negara tersebut, sekitar 90 kilometer selatan Alexandria, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Pariwisata dan Antikuitas Mesir.
Dari sana, para tentara dapat mempertahankan perbatasan barat laut Mesir dari serangan suku Libya dan bangsa laut pada masa ketika kekaisaran kuno berada pada puncak kekuatannya.
Baca juga : Mesir Menuntut Pengembalian 3 Artefak "Harta Karun" dari Museum Eropa
Tidak jelas berapa usia pasti benteng tersebut, tetapi Ramses II memerintah antara 1279 SM dan 1213 SM. Masa pemerintahannya adalah yang kedua terpanjang dalam sejarah Mesir.
Menurut kementerian, Mesir sedang menikmati masa kemakmuran ekonomi dan stabilitas politik yang dikenal sebagai Kerajaan Baru ketika benteng tersebut digunakan.
Di bawah pemerintahan Ramses II, yang namanya juga terukir pada blok batu kapur yang ditemukan di benteng, Mesir terlibat dalam beberapa perang melawan Hittites dan Libya, sehingga memerlukan barak ini di utara, sementara seni dan budaya berkembang pesat, meninggalkan beberapa artefak untuk dianalisis oleh arkeolog.
Baca juga : Rektor Al-Azhar Mesir Apresiasi Sistem Pendidikan PP Amanatul Ummah
Penggalian tersebut mengungkapkan banyak barang pribadi yang milik para tentara di sana, mengungkapkan detail tentang kehidupan sehari-hari mereka.
Barang-barang tersebut termasuk senjata yang digunakan dalam perang, alat berburu, aksesori pribadi, dan aplikator kohl dari gading. Arkeolog juga menemukan kalung yang terbuat dari manik-manik karneol dan faience—jenis batu semi-mulia yang digunakan orang Mesir kuno—serta setengah cincin perunggu.
Berbagai jenis kumbang scarab yang merujuk pada dewa-dewa Mesir juga ditemukan di barak tersebut.
Baca juga : Penemuan Neanderthal "Thorin" Ungkap Populasi Terisolasi yang Hidup 50.000 Tahun Lalu
Selain barang-barang individual ini, arkeolog menemukan situs pemakaman seekor sapi, yang bagi orang Mesir kuno, diasosiasikan dengan kekuatan ilahi dan melambangkan kekuatan, kelimpahan, dan kemakmuran, tambah siaran pers tersebut.
Semua bangunan terbuat dari bata lumpur dan diatur dalam dua blok identik, dipisahkan oleh lorong kecil, tambah Mohammad Ismail Khaled, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Antikuitas, dalam siaran pers tersebut.
Beberapa ruangan digunakan untuk menyimpan makanan, kata Ayman Ashmawy, kepala sektor antikuitas Mesir di Dewan Tertinggi Antikuitas, dengan fragmen-potongan besar dari tembikar dan tulang hewan yang masih tersisa. (CNN/Z-3)
Tim arkeolog di Barcelona menemukan sisa-sisa kapal abad ke-15 atau ke-16 saat menggali situs bekas pasar ikan untuk pembangunan pusat biomedis.
Para arkeolog menemukan sebuah altar berusia 1.700 tahun di Tikal, Guatemala, yang mengungkap dominasi budaya dan politik Teotihuacan atas peradaban Maya.
Penemuan ratusan alat batu di Longtan, Tiongkok, mengungkapkan tradisi pembuatan alat yang mirip dengan gaya Quina yang sebelumnya dianggap khas Neanderthal di Eropa.
Arkeolog menemukan 41 kuburan anak-anak dari Zaman Perunggu dan Besi di Fredrikstad, Norwegia, yang ditandai dengan lingkaran batu misterius.
Para arkeolog menemukan alat tulang buatan manusia tertua yang berusia 1,5 juta tahun di Olduvai Gorge, Tanzania.
Arkeolog menemukan makam abad ke-5 di dekat Yerusalem yang berisi jenazah perempuan yang dibalut rantai besi berat, menandakan praktik pertapaan ekstrem dalam Kekristenan awal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved