Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KELOMPOK Houthi Yaman mengklaim telah menyerang target militer di Jaffa, Israel tengah, dengan rudal balistik hipersonik baru pada Minggu (15/9). Serangan ini mengacu pada semangat solidaritas untuk warga Gaza yang tengah menjadi bulan-bulanan penjajahan Israel.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan rudal itu menempuh jarak 2.040 kilometer dan berhasil mengenai sasarannya. Pasalnya pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.
“Kendala geografis, agresi AS-Inggris, serta sistem spionase dan intersepsi tidak akan menghalangi Yaman untuk mendukung Palestina,” tambahnya, dilansir Anadolu, Senin (16/9).
Baca juga : Kini Israel Jajah Hampir Seluruh Wilayah Gaza
Belum ada komentar langsung dari Israel terkait klaim Houthi, tetapi sebelumnya angkatan udara Israel dilaporkan mengatakan akan menyelidiki bagaimana rudal itu bisa melaju sejauh itu tanpa dicegat.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah sedikitnya sembilan orang terluka setelah rudal balistik dari Yaman mendarat di dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv. Menurut harian Haaretz, puing-puing dari rudal pencegat jatuh di stasiun kereta api di pinggiran Modi'in di Israel tengah, yang menyebabkan kerusakan.
Kebakaran juga terjadi di area terbuka di Kfar Daniel di Israel tengah akibat puing-puing tambahan yang jatuh. Kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal-kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan Israel, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan rudal dan pesawat tak berawak sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza, yang telah berada di bawah serangan gencar Israel sejak 7 Oktober lalu.
Sementara Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap lokasi-lokasi Houthi di Yaman, Houthi menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai target militer. (I-2)
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Sebanyak 127 orang di Gaza telah meninggal karena penyebab terkait malnutrisi, dengan satu dari tiga orang tidak makan selama beberapa hari, menurut PBB.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
PM Belanda mendukung Uni Eropa menagguhkan akses Israel ke Program pendanaan riset dan inovasi Horizon Europe, karena krisis kemanusiaan di Gaza.
Presiden AS Donald Trump menyatakan terjadi 'kelaparan nyata' di Gaza. Berbeda dengan pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved