Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gabon Catat Kasus Pertama Mpox

Wisnu Arto Subari
24/8/2024 15:22
Gabon Catat Kasus Pertama Mpox
Vaksin Mpox.(Dok Al-Jazeera)

GABON mencatat kasus pertama cacar jenis Mpox seperti yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan pada Jumat (23/8). Ini menjadikannya negara Afrika terbaru yang melaporkan infeksi virus cacar monyet di benua tersebut.

Kasus itu melibatkan seorang pria berusia 30 tahun yang baru saja tiba dari Uganda dan saat ini sedang diisolasi. Ini dikatakan Menteri Kesehatan Adrien Mougougou dalam suatu pernyataan.

Pasien, "Yang dinyatakan positif terinfeksi itu menunjukkan gejala seperti demam, kelelahan, dan ruam kulit umum beberapa hari setelah tiba di Gabon," ujar menteri tersebut.

Baca juga : Pakar Jelaskan Risiko akibat Penyebaran Mpox

Dia mengatakan bahwa pasien tersebut diisolasi dan dirawat karena kecurigaan klinis pada Rabu (21/8) setelah orang yang terinfeksi itu mengunjungi rumah sakit.

"Pasien dalam kondisi baik dan pelacakan kontak sedang berlangsung," kata Mougougou. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada.

Kementerian tersebut mengatakan telah menerapkan langkah-langkah kesiapan dan respons sejak wabah penyakit ini merebak di Republik Demokratik Kongo.

Baca juga : Eropa Dihantui Penyebaran Mpox

Langkah pengawasan epidemiologi yang diperkuat, kapasitas diagnostik di tingkat nasional, dan mekanisme koordinasi multisektoral telah diaktifkan.

Sebanyak 17.541 kasus mpox dan 517 kematian telah dilaporkan dari 13 negara Afrika. Ini menurut angka terbaru dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) Afrika.

Republik Demokratik Kongo, yang merupakan pusat wabah saat ini, menyumbang 96% dari semua kasus dan 97% dari semua kematian yang dilaporkan pada 2024.

Mpox dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 14 Agustus oleh WHO, organisasi kesehatan PBB. (Ant/Z-2)  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya