Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PM Israel Pidato di Kongres AS, Puluhan Anggota Demokrat Boikot

Ferdian Ananda Majni
25/7/2024 20:09
PM Israel Pidato di Kongres AS, Puluhan Anggota Demokrat Boikot
PM Israel di Kongres AS.(DOK Al-Jazeera)

BERBICARA di sidang gabungan Kongres AS untuk keempat kali dalam kariernya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampil sebagai negarawan yang dihormati oleh sekutu dan disambut baik di koridor Washington. Padahal popularitasnya anjlok di dalam negerinya dibandingkan sebelum perang.

Menurutnya, tugas ini menjadi semakin rumit karena pandangan masyarakat Amerika yang semakin terpecah mengenai Israel dan perang, yang telah muncul sebagai isu utama dalam pemilihan presiden Amerika. Sekitar 70 anggota Partai Demokrat dari DPR dan Senat memboikot pidato Netanyahu berdasarkan pernyataan dari mereka dan jumlah penonton yang hadir. 

Pidato terakhir Netanyahu di sesi gabungan Kongres pada 2015 juga menghasilkan boikot dari 58 anggota Partai Demokrat.

Baca juga : Korban Keganasan Israel Tembus 39.006 Orang

Banyak anggota Partai Demokrat--yang mendukung Israel tetapi kritis terhadap Netanyahu--melihat pidato tersebut sebagai upaya Partai Republik untuk menjadikan dirinya sebagai partai paling setia kepada negara Yahudi tersebut.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang menjabat sebagai presiden Senat, tidak hadir. Alasannya, ada perjalanan yang telah lama dijadwalkan. Pasangan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, Senator JD Vance, juga tidak hadir dalam pidato Netanyahu, dengan alasan berkampanye.

Sepanjang komentarnya, Netanyahu berusaha mencapai keseimbangan bipartisan yang tidak mudah antara pujiannya terhadap Biden dan Trump di tengah musim pemilu yang sulit. Netanyahu memuji Biden atas dukungannya terhadap Israel dalam perang melawan Hamas.

Baca juga : Pembungkaman Berlanjut, 2.200 Mahasiswa AS Pro-Palestina Ditangkap

"Dia mengirim dua kapal induk ke Timur Tengah untuk mencegah perang yang lebih luas. Dan dia datang ke Israel untuk berdiri bersama kami di saat-saat tergelap kami, kunjungan yang tidak akan pernah terlupakan," katanya.

Dia juga berterima kasih kepada Biden atas persahabatannya dengan Israel selama setengah abad dan, katanya, sebagai seorang Zionis yang bangga. Sebenarnya, dia seorang Zionis Irlandia-Amerika yang bangga.

Namun yang juga terlihat jelas ialah seruan kepada AS untuk mempercepat pengiriman senjata agar militer Israel dapat memenangkan perang lebih cepat. "Bantuan militer AS yang cepat dapat mempercepat berakhirnya perang di Gaza dan membantu mencegah perang yang lebih luas di Timur Tengah," sebutnya.

Baca juga : Tindakan Keras Polisi terhadap Protes di Kampus-Kampus AS Berlanjut

"Dalam Perang Dunia II, ketika Inggris berperang di garis depan peradaban, Winston Churchill mengimbau Amerika dengan kata-kata terkenal ini, 'Beri kami alat dan kami akan menyelesaikan pekerjaan ini.' Saat ini, ketika Israel berperang di garis depan peradaban, saya juga memohon kepada Amerika, 'Beri kami peralatan lebih cepat dan kami akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat,'" tuturnya.

Netanyahu menuduh AS menahan senjata dari Israel tetapi dibantah oleh Gedung Putih. AS hanya membekukan satu pengiriman bom berat yang dikhawatirkan Israel akan digunakan di wilayah sipil berpenduduk padat selama serangan Rafah.

Netanyahu juga memuji Trump karena mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan kedutaan AS ke kota suci tersebut, mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, dan menjadi perantara Perjanjian Abraham. 

Namun yang menarik, Perdana Menteri Israel tidak menyebutkan secara spesifik mengenai perluasan perjanjian normalisasi tersebut dengan negara-negara Arab tetangga Israel hingga mencakup Arab Saudi.

Meskipun pemerintahan Biden telah berusaha menunda kesepakatan ini, sebagian besar hal tersebut menemui jalan buntu di tengah perang di Gaza dan penolakan Netanyahu untuk menerima permintaan Riyadh untuk memajukan solusi dua negara. (Timesofisrael/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya