Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tewaskan 670 Orang, Tak Ada WNI Terdampak Tanah Longsor di Papua Nugini

Cahya Mulyana
26/5/2024 18:35
Tewaskan 670 Orang, Tak Ada WNI Terdampak Tanah Longsor di Papua Nugini
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha.(Dok. Kemlu RI)

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemlu) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) terdampak tanah longsor di Papua Nugini yang telah menewaskan 670 orang. Pihak yang berwenang berusaha membangun pusat evakuasi di tempat yang lebih aman untuk menampung orang-orang yang terdampak bencana ini.

"Pascabencana tanah longsor di Papua Nugini, KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Port Moresby telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas WNI. Sejauh ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam bencana tersebut," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, saat ditanya Media Indonesia, Minggu (26/5).

Menurut dia, KBRI di Port Moresby akan terus memonitor kondisi para WNI berikut situasi di lapangan. Judha pun menyarankan kepada WNI di negara tersebut atau keluarga mereka di Tanah Air bisa meminta informasi terbaru melalui hotline KBRI Port Moresby melalui nomor +67573963011.

Baca juga : Longsor di Papua Nugini Menewaskan 670 Orang

Sementara, Kepala Misi Badan PBB di Pasifik Selatan Serhan Aktoprak mengatakan pencatatan jumlah korban tewas berdasarkan perhitungan oleh pejabat desa Yambali dan provinsi Enga bahwa lebih dari 150 rumah telah terkubur akibat tanah longsor pada Jumat (24/5). Perkiraan sebelumnya adalah 60 rumah.

“Mereka memperkirakan lebih dari 670 orang berada di bawah tanah saat ini. Situasinya sangat buruk karena tanah masih longsor. Air mengalir dan hal ini menimbulkan risiko besar bagi semua orang yang terlibat,” tambah Aktoprak, yang berbasis di ibu kota, Port Moresby, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (26/5).

Pejabat lokal awalnya menyebutkan jumlah korban tewas pada Jumat (24/5), sebanyak 100 orang atau lebih. Hanya lima jenazah dan satu kaki dari korban keenam yang ditemukan pada Minggu (26/5), sementara tujuh orang, termasuk seorang anak, telah menerima perawatan medis.

Baca juga : PM Singapura Lawrence Wong Sedih dengan Insiden Singapore Airlines

Tantangan Penyelamatan

Sementara itu, tim tanggap darurat memindahkan korban yang selamat dari tanah longsor besar ke tempat yang lebih aman karena kondisi bumi yang tidak stabil. Selain itu juga karena peperangan antar suku, yang banyak terjadi di dataran tinggi negara tersebut, mengancam upaya penyelamatan.

Kerusakan infrastruktur juga peningkatan upaya penyelamatan dan bantuan untuk mencapai daerah tersebut, menurut perwakilan kelompok kemanusiaan CARE Australia di Papua Nugini, Justine McMahon.

Baca juga : 44 Warga Korban Tanah Longsor di Luwu Sulsel Berhasil Dievakuasi

“Tanahnya cukup tidak stabil, sehingga menyulitkan tim penyelamat untuk masuk. Jalan utama juga terputus sekitar 200 meter [656 kaki], sehingga menghambat pertolongan,” katanya.

Peralatan berat pengangkut tanah belum tiba di lokasi pegunungan 600 km barat laut Port Moresby. Di beberapa titik, tanah longsor yang terdiri dari batu-batu besar seukuran mobil, pohon tumbang, dan tanah yang bergolak diperkirakan memiliki kedalaman 8 meter.

Badan-badan bantuan mengatakan bencana tersebut telah menyelamatkan ternak, kebun pangan, dan sumber air bersih di desa tersebut. Pihak berwenang pemerintah berusaha membangun pusat evakuasi di tempat yang lebih aman di kedua sisi tumpukan puing yang menutupi area seluas tiga hingga empat lapangan sepak bola.

Baca juga : Kemlu: 115 WNI di Israel dan 376 di Iran dalam Kondisi Aman

“Tanahnya belum selesai,” kata McMahon.

Selain jalan raya yang diblokir, konvoi yang mengirimkan bantuan juga menghadapi risiko terkait pertikaian suku di satu desa sekitar separuh jalan. Tentara negara tersebut memberikan keamanan bagi konvoi tersebut. Pemerintah diperkirakan akan memutuskan pada hari Selasa apakah mereka akan secara resmi meminta lebih banyak bantuan internasional.

Amerika Serikat bantuan dan Australia, negara tetangga dan pemberi kabar asing yang paling dermawan bagi Papua Nugini, termasuk di antara negara-negara yang secara terbuka menyatakan kesiapan mereka untuk berbuat lebih banyak guna membantu para korban bencana.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya