Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pria dengan Gangguan Mental Teridentifikasi sebagai Pelaku Penyerangan di Mal Sydney

Ferdian Ananda Majni
14/4/2024 14:45
Pria dengan Gangguan Mental Teridentifikasi sebagai Pelaku Penyerangan di Mal Sydney
Suasana saat terjadi penyerangan di mal di Sydney, Australia.(Dok. AFP)

POLISI Australia telah mengidentifikasi seorang pria berusia 40 tahun yang menderita penyakit mental sebagai pelaku penikaman di pusat perbelanjaan atau mal di Sydney. Penyerangan itu menewaskan enam orang serta menyebabkan beberapa lainnya dalam kondisi kritis.

Asisten Komisaris Polisi New South Wales Anthony Cooke mengatakan bahwa pria itu datang dari negara bagian Queensland di timur laut dan dikenal oleh penegak hukum.

“Sampai saat ini, belum ada apa pun yang kami miliki, tidak ada informasi yang kami terima, tidak ada bukti yang kami temukan, tidak ada data intelijen yang kami kumpulkan yang menunjukkan bahwa hal ini didorong oleh motivasi, ideologi atau lainnya,” ujar Cooke.

Baca juga : Keterlibatan Ayah Taylor Swift dalam Insiden, Juru Bicara Sebut Ancaman terhadap Keselamatan

“Kami tahu bahwa pelaku dalam masalah ini menderita, menderita, kesehatan mentalnya,” ujarnya.

Pria berusia 40 tahun itu bernama Joel Cauchi. Sebuah profil Facebook mengatakan dia berasal dari Toowoomba, dekat Brisbane, dan pernah bersekolah di sekolah menengah atas dan universitas setempat.

Cauchi memiliki tato naga abu-abu, merah dan kuning yang khas di lengan kanannya digunakan untuk membantu mengidentifikasi dirinya. Dia diyakini telah melakukan perjalanan ke Sydney sekitar sebulan yang lalu dan menyewa unit penyimpanan kecil di kota tersebut. Isinya barang-barang pribadi, termasuk papan boogie.

Baca juga : Ayah Taylor Swift Diselidiki Polisi Australia Terkait Dugaan Penyerangan Terhadap Fotografer

Polisi masih mencoba memahami apakah mereka yang diserang dipilih secara acak. Diketahui, lima wanita dan satu pria tewas dalam amukan Cauchi pada Sabtu sore, yang terjadi di pusat perbelanjaan yang ramai di lingkungan Bondi Junction Sydney, tidak jauh dari pantai terkenal tersebut.

Di antara korban luka terdapat seorang bayi perempuan berusia sembilan bulan yang dikatakan berada dalam kondisi serius namun stabil di rumah sakit.

Ibu bayi tersebut meninggal karena luka-luka yang dialaminya setelah mati-matian berusaha menyerahkan bayinya kepada orang asing di sekitarnya, dengan harapan mereka dapat menyelamatkan nyawa bayinya.

Baca juga : Delegasi Universitas Darunnajah Hadiri Maulid Concert di Sydney

Dua korban dikatakan tidak memiliki keluarga di Australia dan upaya sedang dilakukan untuk menghubungi kerabatnya di luar negeri.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan warga Australia kesulitan memahami serangan yang tak terkatakan dan benar-benar di luar pemahaman.

“Orang-orang yang pergi berbelanja pada Sabtu sore seharusnya aman, tidak berisiko. Namun tragisnya, kita melihat banyak nyawa melayang, dan orang-orang akan berduka atas orang yang mereka cintai hari ini,” katanya.

Baca juga : Warga Australia Harus Tukar Ginjal dengan Tiket Pesawat

“Kami juga tahu masih banyak orang yang masih dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemulihan, dan pikiran serta doa kami menyertai mereka," lanjutnya.

Albanese mengatakan dia telah menerima pesan antara lain dari Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon.

Dia juga kembali memuji petugas yang menembak mati Cauchi sebagai pahlawan.

"Inspektur yang hebat, menjalani bahaya sendirian tanpa memikirkan risikonya bagi dirinya sendiri," ujarnya.

(AFP/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya