Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan metana yang menyebabkan pemanasan global yang dihasilkan oleh industri bahan bakar fosil, meningkat mendekati rekor tertinggi pada 2023 meskipun ada teknologi yang tersedia untuk mengekang polusi ini tanpa biaya.
“Mengurangi emisi metana, yang merupakan peringkat kedua setelah karbon dioksida dalam kontribusinya terhadap pemanasan global, sangat penting untuk memenuhi target internasional mengenai perubahan iklim, “kata IEA.
Badan yang bermarkas di Paris ini mengatakan kegagalan untuk mengekang kebocoran metana dari proyek-proyek minyak dan gas adalah “peluang besar yang terlewatkan” untuk mencegah kerugian dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang sangat besar.
Baca juga : Sekjen PBB Ajak Semua Negara Tekan Emisi Gas Rumah Kaca
“Emisi metana dari pengoperasian bahan bakar fosil masih sangat tinggi. Tidak ada alasan bagi emisi untuk tetap setinggi ini,” kata kepala ekonom energi IEA Tim Gould kepada wartawan menjelang peluncuran laporan tahunan Global Methane Tracker.
Namun ia menyatakan harapan bahwa tahun ini dapat menandai titik balik jika negara-negara dan perusahaan bahan bakar fosil mewujudkan janji-janji mereka untuk mengurangi polusi menjadi kebijakan yang nyata. (lihat grafis)
Metana bertanggung jawab atas sekitar 30% pemanasan global yang dialami saat ini, menurut Program Lingkungan PBB.
Baca juga : Menteri LHK Dorong Y20 Tunjukkan Aksi Lingkungan dan Iklim Konkret
Meskipun sekitar 40% metana dihasilkan dari sumber alami, terutama lahan basah, sisanya disebabkan oleh aktivitas manusia.
Pertanian adalah sumber utama penghasil metana yang dikeluarkan dari sendawa hewan ternak seperti sapi dan domba. Metana juga dihasilkan selama penanaman padi. Selain pertanian, sektor energi juga menghasilkan gas metana yang bocor dari infrastruktur energi, seperti jaringan pipa gas, dan dari pelepasan yang disengaja selama pemeliharaan.
Polusi metana bahan bakar fosil ini telah meningkat selama tiga tahun berturut-turut, kata laporan IEA, seraya menambahkan bahwa dua pertiga dari emisi tersebut berasal dari 10 negara, termasuk Tiongkok yang memproduksi metana yang terkait dengan batu bara, dan Amerika Serikat yang menggunakan gas, serta Rusia. (AFP/M-3)
PT Astra Agro Lestari meraih Anugerah Ekonomi Hijau berkat dua inovasi strategis di industri kelapa sawit. Dua inovasi itu meliputi teknologi methane capture dan pupuk organik Astemic.
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved