Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Hentikan Narasi yang Menyulut Kekerasan di Jalur Gaza

Adiyanto
09/10/2023 11:33
Hentikan Narasi yang Menyulut Kekerasan di Jalur Gaza
Lukisan karya siswa sekolah seni di Mumbaim India yang bersimpati kepada para korban konflik Israel-Palestina.( INDRANIL MUKHERJEE / AFP)

Dalam tiga hari terakhir lebih dari 1000 orang tewas akibat konflik di Gaza. Namun, yang lebih mengerikan adalah narasi terkait pertempuran antara pasukan Hamas dan Israel tersebut.

Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengatakan dia khawatir dengan apa yang terjadi di Israel dan Gaza.

“Di atas segalanya, saya ngeri dengan narasinya. Adalah mungkin dan perlu untuk berpihak pada Palestina dan Israel tanpa menggunakan relativisme etis, kemarahan selektif, atau lebih buruk lagi seruan untuk melakukan kekerasan,” ujarnya seperti dikutip Aljazeera, Senin (9/10).

Albanese, yang telah menjabat sebagai pakar hak asasi manusia independen PBB selama 16 bulan, mengatakan “Meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina yang tidak berdaya adalah sesuatu yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade. Lima puluh enam tahun hanya dalam konteks pendudukan.”

Dia mengakui bahwa orang-orang Israel juga menderita akibat konflik tersebut. Namun, menurut dia, hal ini perlu dimasukkan ke dalam konteks penindasan yang dilakukan selama beberapa dekade terhadap warga Palestina.

“Pendudukan militer dan kolonial yang dilakukan Israel terhadap pemukiman Palestina menjebak rakyat kedua pihak,” tambahnya.

Menurut Albanese, para politisi dan pembuat kebijakan harus memprioritaskan pemulihan legalitas dan akuntabilitas, dan menggunakan diplomasi serta perdamaian sebagai metode penyelesaian konflik, daripada menganjurkan lebih banyak kekerasan atau berpihak pada salah satu kubu.

Pernyataan Albanase tidaklah berlebihan. Sebab, alih-alih mengupayakan perdamaian, statement yang dikeluarkan sejumlah pihak, baik yang bertikai maupun yang tidak terlibat pertikaian, cenderung mengompori.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, misalnya, memperingatkan Israel untuk bersiap menghadapi konflik yang panjang dan sulit,  sehari setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak dari Gaza dengan menembakkan roket dan mengirimkan pejuangnya yang menembak mati warga sipil.

Menurut klaim pasukan pertahanan Israel, lebih dari 700 warganya telah terbunuh sejak Hamas melancarkan serangan besar-besaran, pada Senin. Menurut mereka ini adalah kerugian terburuk di negara itu sejak perang Arab-Israel tahun 1973.

Sementara itu, pejabat di Gaza melaporkan sedikitnya 413 orang tewas di daerah permukiman miskin dan terblokade yng dihuni sekitra 2,3 juta orang, akibat serangan udara Israel. Mereka khawatir statement ‘perang’ yang diucapkan Netanyahu bakal diiikuti invasi darat tentara Israel.

AS pun ikut-ikutan mengipasi. Presiden AS Joe Biden bahkan memerintahkan dukungan tambahan untuk Israel dalam menghadapi serangan Hamas tersebut. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Washington akan segera menyediakan peralatan dan sumber daya tambahan kepada Pasukan Pertahanan Israel, termasuk amunisi.

 

Austin mengarahkan kapal induk USS Gerald R. Ford dan kelompok kapal perangnya ke Mediterania timur, dan mengatakan bahwa Washington sedang menambah skuadron pesawat tempur di wilayah tersebut.

Pihak Hamas mengatakan bantuan AS sama dengan agresi terhadap warga Palestina.

Konflik ini mempunyai dampak global, karena beberapa negara lain melaporkan warga negaranya terbunuh, diculik atau hilang, di antaranya Brasil, Inggris, Perancis, Jerman, Irlandia, Meksiko, Nepal, Thailan,  dan Ukraina.

Selain itu, akibat konflik ini harga minyak juga melonjak lebih dari empat persen pada hari Senin, sehingga memicu kekhawatiran tentang kemungkinan guncangan pasokan dari negara-negara atau wilayah yang kaya minyak mentah.

Brent melonjak 4,7% menjadi US$86,65 dan West Texas Intermediate naik 4,5% menjadi US$88,39 pada awal perrdagangan di Asia.

Reaksi barat

Sejumlah negara Barat, seperti AS dan Swedia mengutuk serangan Hamas, yang mereka anggap sebagai kelompok teroris.

Sementara menurut AFP musuh-musuh Israel memuji serangan tersebut, termasuk Iran yang Presidennya Ebrahim Raisi menyuarakan dukungannya ketika ia berbicara dengan para pemimpin Hamas dan kelompok Jihad Islam.

Namun, pemerintah Iran dengan tegas membantah untuk terlibat dalam perseteruan ini.  “Kami dengan tegas mendukung Palestina, namun kami tidak terlibat dalam konflik ini, karena itu urusan Palestina” kata misi Iran untuk PBB dalam pernyataannya seperti dilansir Aljazeera.

“Langkah tegas yang diambil oleh Palestina merupakan pertahanan yang sepenuhnya sah terhadap pendudukan yang menindas selama tujuh dekade dan kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim zionis yang tidak sah,” tambah pernyataan itu. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya