Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Kamis mengatakan bahwa Moskow siap menandatangani protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) dengan satu syarat.
Rusia adalah salah satu mitra dialog ASEAN yang hadir dalam Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, Kamis (13/7).
Lavrov juga akan mengikuti Pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur (EAS) dan Forum Kawasan ASEAN (ARF) pada Jumat (14/7).
Baca juga : Rusia Diminta Jadi Mitra ASEAN dalam Ketahanan Pangan
“Kami siap menandatangani protokol tersebut …dengan syarat semua negara yang menandatangani perjanjian ini memenuhi kewajiban mereka untuk tidak mengembangkan dan menempatkan senjata nuklir apa pun,” kata Lavrov dalam rekaman yang diterima dari Kedutaan Rusia di Jakarta.
Dia mencontohkan Australia, yang sudah terikat dengan perjanjian pengendalian senjata nuklir atau Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapon, tetapi melanggar kewajibannya dengan membentuk pakta pertahanan trilateral AUKUS dengan Inggris dan AS untuk menciptakan kapal selam bertenaga nuklir.
Lavrov meyakiniAustralia melanggar kewajibannya karena telah menempatkan infrastruktur terkait dengan senjata nuklir di wilayahnya.
Baca juga : Ini Pesan Jokowi di Hadapan Lavrov dan Blinken
“Ini bukan hanya soal Rusia bergabung dalam perjanjian ini. Ini merupakan seruan untuk mengundang negara-negara pemilik senjata nuklir agar menandatangani protokol ini dan memastikan para pihak tidak menggunakan senjata nuklir di Asia Tenggara,” sambung Lavrov.
Perjanjian Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Nuklir atau dikenal sebagai Perjanjian Bangkok ditandatangani pada 1995 oleh seluruh anggota ASEAN.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa negara-negara yang menandatangani traktat tersebut tidak boleh "mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir", "menempatkan atau mengangkut senjata nuklir dengan cara apa pun", atau "menguji atau menggunakan senjata nuklir."
Baca juga : Asia Tenggara Harus Tetap Bebas Senjata Nuklir
Namun, 28 tahun sejak Traktat SEANWFZ ditandatangani oleh 10 anggota ASEAN, belum ada satu pun negara pemilik senjata nuklir yang mengadopsi protokol perjanjian tersebut. Ada lima negara yang memiliki senjata nuklir, yaitu Rusia, Tiongkok, Inggris, AS, dan Prancis.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya menyatakan ASEAN akan meninjau kembali isi protokol tersebut sehingga negara-negara pemilik senjata nuklir turut menandatangani dan meratifikasi protokol SEANWFZ.
"Kami akan melanjutkan komunikasi dengan satu sama lain ...menugaskan negosiator kami untuk kembali melihat (isi protokol) karena ada beberapa kalimat dalam paragraf yang belum dapat disetujui," kata Retno pada Selasa (11/7). (Ant/Z-4)
"Sekarang kita melihat invasi dimulai dan Rusia telah memperjelas penolakannya terhadap diplomasi, tidak masuk akal untuk melanjutkan pertemuan itu saat ini."
Putin dan Lavrov dianggap bertanggung jawab atas kematian orang-orang di Ukraina, sehingga Uni Eropa akan membekukan aset Eropa milik keduanya
Menliu Dmytro Kuleba telah mendarat di Antalya untuk melakukan pembicaraan tentang Rusia menghentikan permusuhannya dan mengakhiri perangnya melawan Ukraina.
Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia menentang setiap pemberontakan atau pengkhianatan untuk kepentingan AS dan negara-negara di Eropa.
Menlu Lavrov akan menghadiri serangkaian pertemuan yang diselenggarakan oleh Tiongkok untuk membahas cara-cara untuk membantu Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa kunjungan Lavrov untuk memperluas kerja sama dengan kawasan Eurasia dan Kaukasus.
Kondisi Gedung Merdeka cukup mengkhawatirkan karena terdapat kerusakan di berbagai sudut
Gubernur DKI Jakarta itu sudah mengenal Menlu Jepang Yoshimasha Hayashi sejak 14 tahun lalu. Tepatnya, sejak melakukan kunjungan kerja ke Tokyo.
Pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengadakan pembicaraan dengan negara-negara besar di Wina sejak April untuk membawa Washington kembali ke dalam perjanjian.
Iran melanjutkan pembicaraan pada April dengan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Dalam wawancara dengan Channel 13, Lapid juga menyoroti perbedaan antara posisinya dalam masalah ini dan posisi Bennett.
"Kami kehilangan suami, ayah, kakek, dan seorang warga AS yang hebat," kata pihak keluarga Powell dalam postingan di media sosial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved