Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

AS Klaim Bunuh Pemimpin IS di Suriah

Cahya Mulyana
10/7/2023 10:17
AS Klaim Bunuh Pemimpin IS di Suriah
Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael Kurilla.(AFP)

MILITER Amerika Serikat mengatakan telah membunuh seorang pemimpin kelompok Islamic State (IS) di Suriah melalui serangan pesawat tak berawak pada Jumat (7/7). Target yang dimaksud Washington ialah Osama al-Muhajer.

"Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan IS di seluruh kawasan," kata Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael Kurilla yang juga mengatakan IS tetap menjadi ancaman, tidak hanya di kawasan tetapi jauh di luar jazirah Arab.

Serangan ini tidak menimbulkan dampak bagi warga sipil. Dikatakan drone yang digunakan dalam serangan itu telah diganggu oleh pesawat tempur Rusia pada hari sebelumnya. "Serangan ini dilakukan oleh drone MQ-9 yang sama dengan yang diganggu oleh pesawat Rusia dalam pertempuran yang berlangsung hampir dua jam," tambahnya.

Baca juga: Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Wabah Malaria

Drone AS diganggu oleh pesawat militer Rusia pada Kamis (6/7), untuk kedua kalinya dalam 24 jam. Letnan Jenderal Angkatan Udara Alexus Grynkewich mengatakan pesawat Rusia itu menjatuhkan suar di depan drone dan terbang sangat dekat.

Rusia adalah sekutu utama rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Dengan dukungan Moskow dan juga Iran, Assad telah merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang pada tahap awal konflik Suriah yang meletus pada 2011 ketika pemerintah secara brutal menekan protes prodemokrasi.

Baca juga: NATO Lacak Pergerakan Tentara Bayaran Rusia

Kantong terakhir oposisi bersenjata terhadap pemerintah Assad termasuk petak besar provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak di utara. AS memiliki sekitar seribu tentara yang dikerahkan di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional untuk memerangi ISIL, yang dikalahkan di Suriah pada 2019 tetapi masih bertahan di daerah gurun terpencil dan sering melakukan serangan. (Aljazeera/Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya