Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
TENTARA bayaran Rusia, Grup Wagner, menolak menandatangani kontrak ikatan dinas dengan Kementerian Pertahanan. Pernyataan itu muncul setelah kelompok paramiliter pimpinan Yevgeny Prigozhin itu memastikan misi mereka di Ukraina berakhir pada 1 Juni lalu.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memerintah detasemen sukarelawan, termasuk Grup Wagner, untuk menandatangani kontrak dengan kementeriannya pada akhir bulan ini. Sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pertempuran tentara Rusia di Ukraina.
Meskipun kementerian itu tidak menyebut Grup Wagner dalam pernyataan tersebut, media Rusia melaporkan itu adalah upaya Shoigu untuk membuat tentara bayaran tunduk setelah serangkaian kontroversi.
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Gagalkan Serangan Balasan Ukraina
"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Shoigu," tegas Prigozhin.
Perintah itu, katanya, tidak berlaku untuk Wagner.
Prigozhin telah berulang kali menyerang petinggi militer Presiden Vladimir Putin atas apa yang dia anggap sebagai pengkhianatan karena gagal berperang di Ukraina dengan benar.
Baca juga: Kerusakan Bendungan Ukraina Berdampak Besar terhadap Lingkungan
Shoigu, maupun Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov, tidak berkomentar di depan umum tentang penghinaan dari Prigozhin itu usai pasukannya pada Mei merebut kota Bakhmut di Ukraina setelah pertempuran yang menewaskan puluhan ribu orang selama 10 bulan.
Prigozhin dan tentara Grup Wagner terkenal karena menuduh Amerika Serikat (AS) telah menjarah sumber daya alam di seluruh Afrika. Dia mengatakan AS telah mengacaukan begitu banyak negara di seluruh dunia.
Washington tidak memiliki otoritas moral karena perbuatan yang menggambarkan neokolonialismenya. Prigozhin juga mengatakan Wagner sepenuhnya berada di bawah kepentingan Rusia, tetapi struktur komandonya yang sangat efisien akan dirusak jika di bawah Shoigu.
“Shoigu tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik,” kata Prigozhin.
Ia menambahkan Grup Wagner mengoordinasikan tindakannya di Ukraina dengan Jenderal Sergei Surovikin, yang dijuluki Jenderal Armageddon oleh media Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan grup itu harus berada di bawah komando resmi paling lambat mulai 1 Juli.
“Langkah-langkah ini akan meningkatkan kemampuan tempur dan efektivitas angkatan bersenjata dan detasemen sukarela mereka,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Nikolai Pankov.
Prigozhin mengatakan kementerian itu mungkin menggunakan kegagalan untuk mematuhi perintah tersebut sebagai alasannya.
“Apa yang bisa terjadi setelah perintah ini adalah mereka tidak akan memberi kami senjata dan amunisi. Kami akan mencari tahu, seperti yang mereka katakan, ”kata Prigozhin. (Aljazeera/Z-1)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menegaskan keraguannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengakhiri perang di Ukraina.
Ledakan dilaporkan terjadi di Kota Kremenchuk ketika Rusia meluncurkan rudal balistik yang menghantam wilayah tengah Ukraina itu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron serukan peningkatan sanksi, jika Putin tidak serius soal perdamaian Ukraina.
HUBUNGAN Hungaria dan Ukraina kembali menegang setelah serangan Ukraina menghantam jaringan pipa minyak utama Druzhba yang menyalurkan pasokan dari Rusia ke Hungaria.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia.
Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan darurat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemimpin Eropa di Gedung Putih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved