Minggu 05 Maret 2023, 17:45 WIB

Tiongkok Tambah Anggaran Militer Rp3.437 Triliun

Cahya Mulyana | Internasional
Tiongkok Tambah Anggaran Militer Rp3.437 Triliun

AFP.
Jet tempur J-15 di kapal induk operasional Tiongkok, Liaoning, selama latihan di laut.

 

TIONGKOK memutuskan kenaikan anggaran pertahanan pada tahun ini sebesar 1,55 triliun yuan atau sekitar Rp3.437 triliun. Alasannya, mengantisipasi ancaman dari luar negeri. Peningkatan anggaran pertahanan ini menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Beijing juga mengumumkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun ini, salah satu yang terendah dalam beberapa dekade.

Anggaran yang direncanakan Tiongkok untuk tahun ini menempatkan pengeluaran pertahanan sebesar 1,55 triliun yuan atau sekitar Rp3.437 triliun. Angka itu naik 7,2%, tingkat kenaikan tercepat sejak 2019, dan secara resmi naik ketimbang 7,1% tahun lalu. Mantan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengatakan kepada delegasi Kongres Rakyat Nasional (NPC) bahwa upaya eksternal untuk menekan dan menahan Tiongkok sedang meningkat. "Angkatan bersenjata harus mengintensifkan pelatihan militer dan kesiapsiagaan secara menyeluruh," katanya saat mempresentasikan laporan kerja tahunan pemerintah kepada ribuan delegasi yang berkumpul di Balai Besar Rakyat Beijing. 

Dia mengatakan militer Tiongkok harus mengabdikan energi yang lebih besar untuk pelatihan dalam kondisi pertempuran, dan memperkuat kerja militer di semua arah yang domain. Pengeluaran pertahanan Tiongkok masih kalah jika dibandingkan dengan AS, yang telah mengalokasikan lebih dari US$800 miliar atau setara Rp12.222 triliun.

Namun para analis mengatakan Beijing menghabiskan banyak uang untuk pertahanan tanpa diumumkan. Pengeluaran yang meningkat terjadi selama titik terendah dalam hubungan antara Beijing dan Washington.

Kedua negara telah berselisih dalam beberapa tahun terakhir karena perdagangan, hak asasi manusia, dan masalah lain. Hubungan semakin memburuk bulan lalu ketika AS menembak jatuh balon Tiongkok yang katanya digunakan untuk pengawasan, klaim yang dibantah keras oleh Beijing.

Pejabat tinggi Amerika juga telah berulang kali memperingatkan bahwa Tiongkok dapat menginvasi Taiwan di tahun-tahun mendatang. Direktur lembaga nirlaba yang berbasis di Stockholm, Institute for Security and Development Policy Niklas Swanstrom mengatakan Beijing tampaknya berinvestasi dalam kapasitasnya untuk mengambil alih Taiwan dan menjauhkan AS dari wilayah tersebut. "Kami memiliki perlombaan senjata militer di Asia timur laut dan persenjataan Tiongkok mendorong kemajuan ini," tambahnya.

James Char, ahli militer Tiongkok di Universitas Teknologi Nanyang Singapura, menunjukkan bahwa beberapa negara di Asia meningkatkan pengeluaran pertahanan. Ini sebagian karena persepsi ancaman masing-masing terhadap lanskap stabilitas regional.

Para ahli mengharapkan sedikit kejutan pada NPC yang dirancang dengan hati-hati minggu ini. Soalnya, ribuan politisi datang dari seluruh Tiongkok untuk memberikan suara pada undang-undang dan perubahan personel yang telah disetujui sebelumnya oleh Partai Komunis (PKC) yang berkuasa.

Sasaran ekonomi konservatif mengikuti Tiongkok membukukan pertumbuhan hanya 3% tahun lalu. Ini meleset dari target yang dinyatakan sekitar 5,5% dengan selisih yang lebar karena ekonomi tegang di bawah dampak kebijakan penahanan covid-19 yang ketat dan krisis properti. 

"Target pertumbuhan datang di ujung bawah ekspektasi pasar. Namun itu harus dianggap sebagai dasar pertumbuhan yang bersedia ditoleransi pemerintah," kata Zhiwei Zhang, Presiden Dan Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management. "Mengingat basis kegiatan ekonomi yang sangat rendah tahun lalu, kecil kemungkinan pertumbuhan akan turun di bawah 5%," katanya.

Li memberikan nada bullish dalam pidatonya dengan mengatakan ekonomi Tiongkok melakukan pemulihan yang stabil dan menunjukkan potensi dan momentum yang besar untuk pertumbuhan lebih lanjut. Dia memuji pembatasan covid-19 yang menekan pertumbuhan di Beijing dan tiba-tiba ditinggalkan akhir tahun lalu serta pembangunan ekonomi dan sosial yang efektif dan terkoordinasi dengan baik. "Mengatasi kesulitan dan tantangan yang besar, kami berhasil mempertahankan kinerja ekonomi yang stabil secara keseluruhan," katanya.

Agenda utama NPC ialah pengangkatan kembali Xi Jinping sebagai Presiden Tiongkok pada Jumat (3/3), setelah ia terkunci dalam lima tahun lagi sebagai kepala partai dan militer, dua posisi kepemimpinan paling signifikan dalam politik Tiongkok pada kongres Oktober. Sejak itu, kepemimpinan Xi yang berusia 69 tahun menghadapi tantangan dan pengawasan yang tak terduga, dengan protes atas kebijakan nol covid dan lonjakan virus korona yang mematikan setelah kemudian dibatalkan. (AFP/OL-14)

Baca Juga

AFP

Reaksi Donald Trumph atas Dakwaan Hukumnya

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Sabtu 01 April 2023, 01:18 WIB
Trumph sebut dakwaannya merupakan bentuk penganiayaan politik dan campur tangan pemilu pada tingkat tertinggi dalam...
AFP

Bergabungnya Finlandia Tingkatkan Pertahanan NATO Lawan Rusia

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Sabtu 01 April 2023, 01:05 WIB
Keanggotaan Finlandia di NATO semakin menambah kekuatan militer yang kuat bagi aliansi...
AFP

Erdogan Miliki Pesaing Kuat di Pemilu Turki

👤Lina Herlina 🕔Sabtu 01 April 2023, 00:54 WIB
Erdogan tertinggal dari saingannya yang berhaluan sekuler dengan hampir 10 poin persentase dalam pemilihan presiden dan parlemen pada...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya