PASUKAN Rusia mengepung wilayah kota pertambangan kecil di garis depan, Bakhmut, Ukraina. Kondisi medan pertempuran semakin sulit akibat salju yang mencair menimbulkan lumpur yang luas.
Pencairan musim semi, yang dikenal sebagai rasputitsa, memiliki sejarah panjang dalam merusak rencana tentara untuk menyerang di tanah Ukraina dan Rusia barat. Medan ini mengubah jalan menjadi sungai dan ladang menjadi rawa yang tidak bisa ditembus.
Di wilayah Donetsk dekat garis depan, tentara Ukraina berjongkok di parit berlumpur setelah tiba-tiba cuaca yang lebih hangat melunakkan tanah beku.
Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan lagi Sanksi kepada Rusia
"Kedua belah pihak tetap pada posisi, karena seperti yang Anda lihat, musim semi berarti lumpur. Jadi, tidak mungkin untuk bergerak maju," kata Mykola, 59, komandan peluncur roket garis depan Ukraina, sambil melihat layar tablet untuk koordinat tembakan.
Di sebuah parit, dipotong dalam-dalam dari tanah dengan pola zigzag, Volodymyr, seorang komandan peleton berusia 25 tahun, mengatakan anak buahnya siap beroperasi dalam cuaca apa pun.
"Ketika kita diberi target itu artinya kita harus menghancurkannya," tambahnya.
Rusia mencoba mengepung Bakhmut, memaksa Ukraina menarik garnisunnya. Itu akan memberi Moskow hadiah besar pertamanya dalam lebih dari setengah tahun, setelah salah satu fase perang paling berdarah sejauh ini serangan Rusia tanpa henti yang dimulai dari tanah beku.
Negara-negara Barat mengatakan beberapa serangan Rusia telah gagal dan menguras biaya tinggi. Tetapi pasukan Moskow meskipun lambat terus maju ke utara dan selatan Bakhmut.
"Pertempuran ganas sedang terjadi di sana. Komando melakukan segala yang bisa untuk menghentikan musuh maju melalui wilayah kami," ungkap Juru Bicara Komando Militer Timur Ukraina Serhiy Cherevatyi.
Ia mengatakan kepada televisi Ukraina yang menggambarkan situasi di sekitar Bakhmut. Moskow mengklaim telah menghancurkan depot amunisi Ukraina di dekat Bakhmut dan menembak jatuh roket buatan Amerika Serikat (AS) dan drone Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan situasi di sekitar Bakhmut semakin sulit. Ia mengatakan pasukan Rusia terus-menerus menghancurkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi posisi pasukannya untuk benteng dan pertahanan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjadi pejabat senior Barat terbaru yang mengunjungi ibu kota Ukraina, Kyiv. Dia menjanjikan bantuan dan lebih banyak tindakan untuk mengisolasi Rusia setelah pertemuan dengan Zelensky dan pejabat lainnya.
"Amerika akan mendukung Ukraina selama diperlukan," kata Yellen.
Yellen mengumumkan bantuan senilai US$1,25 miliar pertama dari total US$9,9 miliar untuk anggaran miliar. Dia juga mendukung penyelesaian program yang dibiayai penuh untuk Ukraina dengan Dana Moneter Internasional pada akhir Maret.
Pekerja bantuan di Ukraina terus memberikan bantuan meskipun dalam keadaan sulit Pasukan militer Ukraina sebagian besar berfokus pada mempertahankan posisi bertahan dalam beberapa pekan terakhir, tetapi diperkirakan akan melakukan serangan balasan akhir tahun ini dengan menggunakan senjata baru yang dijanjikan oleh Barat.
"Saya sangat ingin (kemenangan) terjadi tahun ini. Untuk ini kami memiliki segalanya, motivasi, kepercayaan diri, teman, diplomasi," kata Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram.
Satu hal yang hilang adalah jet tempur F-16 yang dicari negaranya dari sekutu Barat yang enggan.
"Pilot dan unit antipesawat kami, dan pakar angkatan udara kami lainnya melakukan pekerjaan dengan baik," kata Zelensky. (CNA/OL-1)