PEMERINTAH Selandia Baru, Selasa (14/2), menetapkan status darurat nasional saat Badai Tropis Gabrielle menyapu jalanan, merobohkan rumah, dan menyebabkan puluhan ribu kehilangan sambungan listrik.
Angin kencang dan hujan deras melanda wilayah North Island pada Senin (13/2) malam dalam apa yang disebut pejabat Selandia Baru sebagai fenomena alam yang langka.
"Ini adalah malam yang besar bagi warga Selandia Baru. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal sementara warga lainnya mengalami pemadaman listrik," ungkap Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins.
"Terjadi kerusakan parah di berbagai wilayah negara," lanjutnya.
Baca juga: Resmi Undur Diri, Jacinda Ardern Diganti Chris Hipkins
Datangnya sinar matahari memperlihatkan tingkat keparahan bencana dengan tanah longsor menutupi jalan dan bangunan tersapu lumpur.
Pohin tumbang menimpa pohon sementara banjir menutup jalan raya sehingga banyak komunitas terjebak.
Media massa setempat melaporkan sejumlah warga terpaksa berenang meninggalkan rumah mereka ke tempat yang lebih aman.
Badai Tropis Gabrielle telah menghantam kawasan Pasifik Selatan dan tiba di pantai utara Selandia Baru pada Minggu (12/2).
Badai itu membawa angin kencang dengan kecepatan 140 kilometer per jam serta hujan dengan intensitas 20 centimeter dalam tempo 24 jam begitu juga dengan ombang yang mencapai ketinggian 11 meter.
Menteri Manajemen Darurat Selandia Baru Kieran McAnulty menandatangani pernyataan darurat nasional pada Selasa (14/2) pagi.
"Ini adalah cuaca yang tidak biasa sehingga membawa pengaruh yang luar biasa di wilayah North Island. Kita menghadapi banjir dan tanah longsor yang menyebabkan kerusakan pada jalan dan infrastruktur," ungkap McAnulty.
Ini merupakan kali ketiga Selandia Baru menetapkan status darurat nasional. Dua lainnya adalah saat serangan teror Christchurch pada 2019 dan pandemi covid-19. (AFP/OL-1)