Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Indonesia Dinilai Sukses Jalankan Tugas Presidensi G20

Cahya Mulyana
16/11/2022 21:08
Indonesia Dinilai Sukses Jalankan Tugas Presidensi G20
G20(AFP)

KONFRENSI Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali selama dua hari sejak Selasa (15/11), telah rampung dengan melahirkan deklarasi yang terangkum dalam 1186 halaman. Capaian di tengah ketidakpastian dan konflik di Ukraina ini merupakan kesuksesan bagi Indonesia sebagai Presidensi G20 juga dunia dalam menyelamatkan dan menjaga stabilitas ekonomi.

"Indonesia sukses menyelenggarakan G20. Salah satu indikatornya yakni tercapainya kesepakatan terhadap G20 Bali Leaders' Declaration secara konsensus," ungkap pengamat internasional dari Universitas Indonesia (UI), Evi Fitriani kepada Media Indonesia, Rabu (16/11).

Ia mengatakan keberhasilan Indonesia sangat nyata dalam memimpin G20. Tidak ada satu negara pun yang mampu menandingi prestasi Indonesia khususnya menyangkut capaian substansi. "Ini capaian yang luar biasa mengingat sulitnya kondisi geopolitk yang dihadapi G20 dalam 10 bulan terakhir ini," tambahnya.

Menurut Evi, G20 digelar bertepatan dengan tingkat inflasi dunia yang tinggi, konflik di Ukraina, dampak buruk pandemi covid-19 dan isu global lainnya. Namun Indonesia mampu mendorong lahirnya deklarasi yang disepakati 17 pemimpin dan perwakilan 20 negara-negara yang mengendalikan ekonomi dunia itu.

"Buktinya, 1186 halaman disetujui dengan konsensus. Negara mana yang bisa memimpin proses bernegosiasi sesulit itu begitu dalam situasi dunia yang sangat tidak stabil dan terpecah belah seperti sekarang ini?," paparnya.

Tidak cukup sampai di situ, kata dia, Indonesia juga mampu menjaga wadah terbesar dalam urusan perekonomian global ini dari intervensi. Komitmen Indonesia berhasil mengarahkan seluruh agenda dalam rangkaian G20 dan KTT G20 sesuai ruhnya yakni ekonomi.

"Artinya G20, yang sejak awal bertujuan sebagai forum kerja sama menstabilkan ekonomi dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. G20 tidak mau dipolitisasi dan disandera oleh isu-isu geopolitik yang memecah belah dan menghambat kerja sama," ungkapnya.

Meski demikian, Evi mengatakan Indonesia tidak otoriter dalam menjalankan kewenangan sebagai Presidensi G20. Indonesia membuka ruang kompromi dengan seluruh kekuatan ekonomi dunia.

Itu misalnya mengenai isu konflik di Ukraina, dia mengatakan Indonesia mengakomodir permintaan negara-negara Barat dalam konsensus dan deklarasi. Namun itu tidak mengurangi semangat G20.

"Iya, itu kompromi. Kalau tidak maka negara-negara Barat dapat memboikot seperti di semua working group yang gagal mencapai communique padahal isu kerja sama substantifnya sudah disetujui. Gagal gara-gara negara-negara Barat menuntut kecaman terhadap Rusia di bagian pembukanya," ungkapnya.

Ia mengatakan secara keseluruhan Indonesia berhasil menjalankan tugas sebagai Presidensi G20. "Cukup banget. Pencapaian ini sangat baik, di atas rata-rata yang diharapkan pada institusi global seperti G20," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik