Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
DUTA Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad mengungkapkan protes yang terjadi di Iran terkait kematian Mahsa Amini kini telah menewaskan setidaknya 40 polisi yang bertugas mengamankan jalannya protes.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, hingga saat ini, 40 polisi sudah dibunuh,” ujar Azad kepada wartawan, di Tanjung Priok, Rabu (9/11).
Azad juga mengungkapkan 3 minggu pascakematian Mahsa Amini, situasi di Iran sudah tertangani dengan baik. Namun, protes muncul kembali setelah adanya hasutan di media untuk menggalangkan protes kembali.
Baca juga: Dubes Iran Bantah Demonstran terkait Mahsa Amini Terancam Hukuman Mati
“Pada awal demonstrasi, hanya membutuhkan 3 minggu dan semua sudah tertangani,” imbuh Azad.
“Namun, intervensi dari media dan media sosial yang mengajak agar setiap Sabtu datang ke daerah dan jalan ini untuk berteriak dan berdemo, melakukan perusakan dan pembakaran di Iran. Bahkan mereka membakar Al-Quran, membakar masjid, dan bank. Yang lebih buruk, beberapa dari mereka menggunakan pistol untuk membunuh,” lanjutnya.
Azad juga memaparkan intervensi yang berasal dari Negara Barat juga menjadi penyebab protes yang berkepanjangan ini.
“Namun, propaganda dari media membuat demonstrasi dan kegemparan. Kekacauan. Dan sedihnya, hal ini menciptakan agitasi di media sosial, terutama media sosial yang diatur oleh negara negara Barat. Misalnya, Iran International, BBC Persian, mereka memiliki tujuan untuk membuat situasi yang lebih panas dan lebih kacau,” kata Azad.
Sebagai informasi, kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022 silam telah menyebabkan gelombang protes besar besaran di Iran. Mahsa Amini, yang ditangkap oleh Polisi Moral Iran atas pelanggaran aturan berhijab dikabarkan tewas karena penyiksaan yang terjadi.
Namun, Pemerintah Iran membantah hal tersebut, dan mengungkapkan bahwa kematian Mahsa Amini disebabkan oleh gegar otak.
Kini, melansir dari Komisi Hak Asasi Manusia Iran, tercatat 304 orang demonstran tewas dalam protes atas kasus Mahsa Amini. (OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Mohammadi adalah seorang aktivis hak asasi manusia dan fisikawan terkemuka Iran yang telah berjuang melawan penindasan terhadap perempuan di Iran.
Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, meninggal dunia beberapa hari usai ditahan polisi agama Iran karena dianggap melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan sejak Revolusi Islam 1979.
Jelang satu tahun kematian Mahsa Amini, Pemerintah mengeluarkan peringatan bagi mereka yang ingin menyalahgunakan nama perempuan yang meninggal 16 September itu.
Jejaring Hak Asasi Manusia Kurdistan (KHRN) mengatakan makam, yang menampilkan nama Amini dalam bahasa Kurdi, Zhina, telah dirusak pada Minggu (21/5) pagi.
Unggahan teranyar Alidoosti di media sosial adalah pada 8 Desember, hari yang sama ketika Mohsen Shekari, 23, menjadi orang pertama yang dihukum mati terkait aksi demonstrasi di Iran.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved