Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DUTA Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad mengungkapkan protes yang terjadi di Iran terkait kematian Mahsa Amini kini telah menewaskan setidaknya 40 polisi yang bertugas mengamankan jalannya protes.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, hingga saat ini, 40 polisi sudah dibunuh,” ujar Azad kepada wartawan, di Tanjung Priok, Rabu (9/11).
Azad juga mengungkapkan 3 minggu pascakematian Mahsa Amini, situasi di Iran sudah tertangani dengan baik. Namun, protes muncul kembali setelah adanya hasutan di media untuk menggalangkan protes kembali.
Baca juga: Dubes Iran Bantah Demonstran terkait Mahsa Amini Terancam Hukuman Mati
“Pada awal demonstrasi, hanya membutuhkan 3 minggu dan semua sudah tertangani,” imbuh Azad.
“Namun, intervensi dari media dan media sosial yang mengajak agar setiap Sabtu datang ke daerah dan jalan ini untuk berteriak dan berdemo, melakukan perusakan dan pembakaran di Iran. Bahkan mereka membakar Al-Quran, membakar masjid, dan bank. Yang lebih buruk, beberapa dari mereka menggunakan pistol untuk membunuh,” lanjutnya.
Azad juga memaparkan intervensi yang berasal dari Negara Barat juga menjadi penyebab protes yang berkepanjangan ini.
“Namun, propaganda dari media membuat demonstrasi dan kegemparan. Kekacauan. Dan sedihnya, hal ini menciptakan agitasi di media sosial, terutama media sosial yang diatur oleh negara negara Barat. Misalnya, Iran International, BBC Persian, mereka memiliki tujuan untuk membuat situasi yang lebih panas dan lebih kacau,” kata Azad.
Sebagai informasi, kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022 silam telah menyebabkan gelombang protes besar besaran di Iran. Mahsa Amini, yang ditangkap oleh Polisi Moral Iran atas pelanggaran aturan berhijab dikabarkan tewas karena penyiksaan yang terjadi.
Namun, Pemerintah Iran membantah hal tersebut, dan mengungkapkan bahwa kematian Mahsa Amini disebabkan oleh gegar otak.
Kini, melansir dari Komisi Hak Asasi Manusia Iran, tercatat 304 orang demonstran tewas dalam protes atas kasus Mahsa Amini. (OL-1)
Kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk penetapan harga akan memperlebar kesenjangan gender dalam pertanian.
Ratusan suporter Manchester United berdemonstrasi menentang kepemilikan keluarga Glazer, setelah klub sepak bola tersebut terlibat dalam rencana untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Pihak Liga Primer Inggris dan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) melakukan investigasi menyusul protes massa yang dilakukan di sekitar stadion.
"Saya dibesarkan di sini, saya tinggal di sini, orangtua saya dari Rusia tetapi saya tidak ingin melihat penjajah."
RATUSAN supporter bonek mendatangi salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya, Jawa Timur, memprotes jadual pertandingan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB)
"Tidak masuk akal menyebut para pemain Iran dikekang. Saat ini, para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, melaju ke putaran kedua."
Penyerang berusia 27 tahun itu telah mengunggah beberapa pesan dukungan di media sosial untuk gerakan protes di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
"Kematian Amini terkait dengan operasi tumor otak yang dijalaninya saat berusia 8 tahun."
Amini meninggal bukan karena mengalami kekerasan maupun pukulan, melainkan karena yang bersangkutan memiliki jejak rekam penyakit otak. Karena gangguan otak itulah, Amini meninggal.
Jerman mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru ke Iran berupa pelabelan teroris terhadap kepada Korps Pengawal Revolusi Islam.
Para anggota parlemen mengasosiasikan para demonstran sebagai mohareb yang dalam hukum Islam berarti musuh Allah dan pantas diganjar hukuman mati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved