Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat kasus kematian akibat virus ebola di Uganda, Afrika Timur bertambah menjadi 29 orang. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sejauh ini kasus ebola mencapai 63 kasus.
"Sejauh ini, 63 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan telah dilaporkan, termasuk 29 kematian. Sebanyak 10 petugas kesehatan telah terinfeksi, dan 4 di antaranya meninggal," kata Tedros dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/10.
Sementara baru terkonfirmasi 4 orang telah pulih dan menerima perawatan lanjutan. WHO terus mendukung pemerintah untuk menanggapi wabah penyakit ebola di empat distrik tersebut.
Saat ini, WHO telah mengeluarkan US$2 juta dari Dana Darurat, dan bekerja sama dengan mitra untuk mendukung Kementerian Kesehatan Uganda dengan mengirimkan spesialis, persediaan, dan sumber daya tambahan. "Ketika ada keterlambatan dalam mendeteksi wabah ebola, normal jika kasus meningkat terus di awal dan kemudian menurun saat intervensi penyelamatan jiwa dan tindakan pengendalian wabah diterapkan," ujarnya.
Tedros mengatakan vaksin yang berhasil digunakan untuk mengekang wabah ebola baru-baru ini di Republik Demokratik Kongo tidak efektif terhadap jenis virus ebola yang bertanggung jawab atas wabah ini di Uganda. Virus ebola dengan yang muncul merupakan virus dengan strain Sudan relatif jarang terjadi.
"Namun, beberapa vaksin sedang dalam berbagai tahap pengembangan untuk melawan virus ini, dua di antaranya dapat memulai uji klinis di Uganda dalam beberapa minggu mendatang, sambil menunggu persetujuan peraturan dan etika dari pemerintah Uganda," pungkasnya. (OL-12)
Uganda dan Rwanda telah memberlakukan lockdown total dalam perjuangan mereka melawan covid-19, sebagai tanggapan paling ketat terhadap infeksi di Afrika Timur.
Menjelang pemilu presiden yang akan digelar Kamis (14/1).
Vaksinasi itu dimulai dari Ghana dan Pantai Gading kemudian diikuti dengan pengiriman ke 18 negara lain.
Yang lebih miris lagi, alas masjid itu masih merupakan tanah merah tanpa lantai sebagaimana masjid pada umumnya.
Presiden Uganda Yoweri Museveni menetapkan negaranya hanya mengakui dua jenis kelamin sesuai yang diciptakan yakni laki-laki dan perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved