Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
GURU Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengungkapkan, stabilitas ekonomi bakal sulit terwujud tanpa adanya stabilitas dalam geopolitik dunia. Aksi-aksi provokatif yang tak perlu menurutnya hanya memperparah keterpurukan kondisi global.
"Masalah geopolitik ini harus diselesaikan, kalau tidak perekonomian akan tetap terganggu," ujarnya dalam Mid Year Economic Outlook 2022 ke-2 bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8).
Hikmahanto menilai, salah satu sumber kekacauan dunia yang terjadi saat ini disebabkan oleh berbagai tindakan dan kebijakan provokatif yang diambil oleh Amerika Serikat.'Negeri Paman Sam' dituding menjadi dalang pecahnya perang antara Rusia dengan Ukraina.
Pasalnya, AS kala itu menyatakan akan mendukung penuh keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Saat perang pecah pun, kata Hikmahanto, Negeri Paman Sam kerap memberikan dana dan persenjataan kepada Ukraina.
"AS dan sekutu menjadikan Ukraina sebagai medan perang, karena senjata dari mereka, uang dari mereka, tapi yang harus memikul senjata dan mati adalah rakyat Ukraina," kata Hikmahanto.
Baac juga: Rusia Tuduh Amerika Terlibat Langsung dalam Konflik di Ukraina
Belum usai kegaduhan akibat perang Rusia dan Ukraina. AS kembali melakukan aksi provokatif terhadap Tiongkok. Sebabnya adalah kunjungan yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Dalihnya, kunjungan Pelosi itu demi menghormati dan menjunjung hak asasi manusia rakyat Taiwan yang ingin merdeka.
Namun Hikmahanto menilai langkah itu sebagai tindakan provokatif yang dapat memperburuk keadaan lantaran terlalu ikut campur kebijakan domestik negara lain.
"Menurut saya, salah satu sumber masalahnya berdasarkan patern yang ada adalah di Amerika Serikat. Kebijakan atau langkah yang mereka ambil itu tidak kondusif bagi stabilitas dan perekonomian dunia yang sedang mengalami stagflasi," jelasnya.
AS mestinya tak berlagak bak hakim yang dapat menentukan mana hal yang benar dan tidak benar. Kepentingan dari aksi provokatif itu menurut Hikmahanto terlihat dengan benderang.
Washington D.C dinilai memiliki standar ganda yang absurd. "Ini harus dipahamai, tindakan (AS) ini harus diakhiri, AS bukan hakim yang bisa menentukan mana yang benar dan salah," tambah Hikmahanto.
Dia mengkhawatirkan Tiongkok mengambil langkah special military operation akibat aksi Negeri Paman Sam. Hal itu pula yang terjadi antara Rusia dan Ukraina kala urusan domestiknya diintervensi oleh AS.
Bila Beijing melalukan aksi militer, kata Hikmahanto, maka Indonesia bakal terdampak karena adanya potensi perang.
"Kalau ini terjadi, maka kawasan kita akan terdampak luar biasa. Kawasan ktia akan bergejolak dan bisnis tidak bisa tenang, ini semua gara-gara AS. Memang dia tidak memuntahkan peluru, tapi provokasi yang dia buat menyebabkan negara lain memuntahkan peluru," pungkasnya. (Mir/OL-09)
ILUNI UI dianggap unik karena memiliki tiga stakeholder sekaligus yaitu akademisi di kampus, di dunia industri dan mahasiswa sebagai SDM masa depan.
Pemikiran Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo sebagai fondasi penting dalam membentuk arah kebijakan ekonomi dan keberpihakan Presiden Prabowo Subianto terhadap rakyat kecil.
Gerakan nasional ini diluncurkan langsung Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan PKKMB UI 2025.
IKATAN Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) akan menggelar Pemilihan Langsung (Pemila) Ketua Umum ILUNI UI periode 2025–2028 pada 23–24 Agustus 2025 secara elektronik (e-vote)
Ivan meyakini setiap alumni UI layak mendapatkan dukungan yang nyata agar bisa melangkah lebih jauh.
Apabila aset UI dikelola secara produktif akan dapat membantu subsidi bagi Uang Kuliah Tunggal atau UKT bagi mahasiswa.
Kemenko Polkam menegaskan pentingnya merawat kerukunan antar umat beragama guna terciptanya stabilitas politik dan keamanan di tengah ancaman tantangan geopolitik.
Langkah awal meredakan konflik Iran–Israel melalui Confidence-Building Measures (CBM) untuk mengurangi ketegangan dan membangun kepercayaan bersama.
DIASPORA Indonesia yang tersebar di mancanegara ikut menyoroti wacana Indonesia emas 2045 di tengah tantangan geopolitik yang sedang berkobar di belahan dunia.
KETEGANGAN geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran serta potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved