Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Gazprom Rusia Nyatakan Force Majeure ke Pembeli Gas Eropa

Insi Nantika Jelita
18/7/2022 23:34
Gazprom Rusia Nyatakan Force Majeure ke Pembeli Gas Eropa
Logo perusahaan raksasa gas Rusia, Gazprom.(Olga MALTSEVA)

RAKSASA gas milik Rusia Gazprom PJSC menyatakan force majeure atau keadaan kahar pada tiga pembeli gas Eropa. Langkah ini menandakan niatnya untuk membatasi pasokan gas ke benua biru di tengah sanksi yang diderita Rusia selama berkonflik dengan Ukraina.

Perusahaan-perusahaan gas Rusia telah membatasi ekspor ke Eropa dan menutup pipa utamanya pada awal bulan ini dan berencana membatasi pasokan selama sebulan.

Gazprom telah mengirimkan lebih sedikit gas daripada yang dipesan oleh pelanggan Eropa selama sebulan terakhir. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan itu menyebut pembatasan pasokan karena ada masalah dengan turbin di pipa utamanya ke Eropa.

"Ini terasa seperti sinyal bahwa pemasokan (gas) yang rendah dapat berlanjut lebih lama dari sekadar periode pemeliharaan yang dijadwalkan (Rusia)," kata Trevor Sikorski, Kepala Penelitian Gas Alam dan Karbon di Aspek Energi Ltd dilansir Bloomberg, Senin (18/7).


Baca juga: Amazon Brasil Kehilangan 18 Pohon per Detik pada 2021


Perusahaan biasanya menyatakan force majeure ketika peristiwa tak terduga seperti kebakaran atau bencana alam menghalangi mereka untuk mematuhi kontrak. Namun, menurut Trevor, apa yang dilakukan Gazprom tidak biasa. Ia mengharapkan pembeli Eropa untuk mencari kompensasi atas apa yang dilakukan Gazprom terhadap pembatasan suplai gas.

Ekspor gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina mulai menurun pada Mei, ketika salah satu pintu masuk utama ditutup karena perang. Pengiriman gas selanjutnya dibatasi pada bulan lalu, dengan alasan Gazprom ialah ada masalah teknis dengan turbin gas. Peralatan yang diperbarui di Kanada macet tak bisa dikirim akibat sanksi Barat terhadap Rusia

"Mungkin juga pemerintah Rusia dengan senang hati meningkatkan tekanan di Eropa dan menggunakan situasi teknis ini sebagai dalih untuk tidak melanjutkan arus," kata Jonathan Stern, seorang peneliti di Institut Oxford untuk Studi Energi.

Gazprom tidak mengungkapkan ketentuan kontraknya, tetapi sebagian besar perjanjiannya berupa jangka panjangnya dengan Eropa yang memiliki volume maksimum yang harus disalurkan per bulan. (Bloomberg/OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya