Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEDIKITNYA lima orang tewas setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Iran selatan pada Sabtu, media pemerintah melaporkan. Kawasan itu juga dilanda dua gempa susulan berkekuatan hingga magnitudo 6,3.
"Lima orang telah meninggal dalam gempa itu… dan sejauh ini 12 orang dirawat di rumah sakit," kata Mehrdad Hassanzadeh, kepala penanggulangan bencana di provinsi Hormozgan, pesisir Teluk Persia, kepada TV pemerintah.
"Penyelamatan telah dilakukan dan kami sedang menyiapkan tenda penampungan darurat," katanya seperti dilansir Antara mengutip Reuters.
Baca juga: Presiden Kembali ke Tanah Air dari Abu Dhabi
Kantor Berita IRNA mengatakan gempa magnitudo 6,3 dan 6,1 menyusul gempa 6,1 yang membuat porak poranda desa Sayeh Khosh di dekat Teluk Persia. Tercatat, ada selusin gempa susulan.
"Semua korban tewas dalam gempa pertama dan tak seorang pun terluka dalam dua gempa besar berikutnya karena orang-orang sudah berada di luar rumah mereka," kata Foad Moradzadeh, Gubernur Banda Lengeh, seperti dikutip IRNA.
Iran berada di sesar geologis utama. Jalur rekahan itu telah menyebabkan sejumlah gempa besar dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2003, gempa magnitudo 6,6 menghantam Provinsi Kerman, menewaskan 31.000 orang dan menghancurkan kota kuno Bam. (S-2)
MENTERI Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin ototritas Israel Benjamin Netanyahu berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun.
KEMENTERIAN Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) menyatakan 12 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dan satu pendamping dari Iran telah tiba di Tanah Air.
OTORITAS Iran pada Senin (30/6) menyatakan bahwa korban tewas akibat serangan Israel selama konflik 12 hari mencapai 935 orang.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
AMERIKA Serikat telah menyetujui penjualan sistem panduan senilai US$510 juta (sekitar Rp8,24 triliun) untuk bunker Israel dan bom regular.
Pemred media Iran Kayhan menuduh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dan menyerukan eksekusi terhadapnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved