Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Arab Saudi dan Thailand Sepakat Pulihkan Hubungan Diplomatik

Basuki Eka Purnama
26/1/2022 11:09
Arab Saudi dan Thailand Sepakat Pulihkan Hubungan Diplomatik
Putra mahkota Aab Saudi Pangeran Mohammed in Salman (kanan) bertemu dengn PM Thailand Prayuth Chan-O-Cha di Riyadh.(AFP/HO)

PEMERINTAH Arab Saudi dan Thailand, Selasa (25/1), sepakat memulihkan hubungan diplomatik, setelah kedua negara berselisih menyangkut kasus pencurian perhiasan oleh seorang petugas kebersihan asal Thailand yang bekerja di istana seorang pangeran Saudi, 30 tahun lalu.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bertemu Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, yang sedang berkunjung ke Saudi dan mereka mengeluarkan pernyataan bersama di media negara Saudi.

Dalam pernyataan bersama itu, kedua pemimpin menyatakan sepakat saling menempatkan duta besar di negara masing-masing 'dalam waktu dekat' untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan.

Baca juga: Badan Bantuan MSF Kecam Koalisi Saudi Serang Penjara Yaman

Pertemuan Pangeran Mohammed dengan PM Prayuth itu merupakan yang pertama kalinya berlangsung antara pemimpin Saudi dan Thailand sejak kedua negara terlibat perselisihan tersebut.

Saudi, sebelumnya, menurunkan derajat hubungan dengan Bangkok setelah kedua negara terlibat perselisihan diplomatik menyangkut pencurian permata senilai US$20 juta (sekitar Rp286,7 miliar) pada 1989 oleh seorang warga Thailand yang bekerja sebagai petugas kebersihan di istana seorang pangeran Saudi.

Perselisihan itu kemudian dikenal sebagai Blue Diamond Affair atau kasus berlian biru.

Satu tahun setelah kasus pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah, dalam satu malam.

Menurut pernyataan bersama, Selasa (25/1), Prayuth menyatakan 'secara tulus menyesalkan adanya kejadian tragis itu di Thailand antara 1989 dan1990'.

Prayuth menyatakan pemerintahnya siap 'membawa kasus kepada otoritas terkait jika ada bukti baru yang relevan'.

Pencurian perhiasan itu sendiri masih menjadi salah satu misteri besar yang belum terpecahkan di Thailand. Kasus tersebut diikuti dengan peristiwa berdarah penghilangan jejak, yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.

Sejumlah besar permata yang dicuri, termasuk berlian biru yang langka, masih belum ditemukan.

Pada 2014, pengadilan kejahatan di Thailand menghentikan kasus lima pria, termasuk seorang pejabat tinggi kepolisian, yang sebelumnya didakwa membunuh pengusaha Saudi bernama Mohammad al-Ruwaili.

Mohammad menghilang satu bulan setelah ia menyaksikan salah satu penembakan terhadap para diplomat Saudi.

Thailand ingin memulihkan hubungannya dengan Arab Saudi, negara yang kaya minyak, setelah perselisihan terjadi.

Perselisihan itu membuat perdagangan dua-arah serta pemasukan dari sektor pariwisata mengalami kerugian miliaran dolar AS. Selain itu, puluhan ribu migran Thailand juga kehilangan pekerjaan.

Saudi Arabian Airlines, Selasa (25/1) mengumumkan di Twitter bahwa maskapai tersebut pada Mei akan memulai kembali layanan penerbangan langsung ke Thailand. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya