Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PERDANA Menteri Sudan Abdalla Hamdok, Minggu (2/1), mengundurkan diri, dua bulan setelah kudata dan saat warga menggelar demonstrasi menentang pemerintahan militer.
Sudan tengah dalam perjalanan kembali ke keuasaan sipil sejak penggulingan Omar al-Bashir pada 2019 namun perjalanan itu berubaha menjadi kacau setelah Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mlakukan kudeta pada 25 Oktober lalu dan menahan Hamdok.
Hamdok dikembalikan lagi ke posisinya pada 21 November di bawah kesepakatan bahwa akan digelar pemilu pada Juli 2023.
Baca juga: Aksi Protes Anti-Kudeta, 15 Orang Ditembak Mati di Sudan
Namun, Hamdok akhirnya memutuskan mengunurkan diri.
"Saya telah berusaha sekuat tenaga mencegah negara ini mengalami bencana," ujar Hamdok, Minggu (2/1) malam dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi nasional.
"Sudan tengah mencapai titik balik yang mengancam kelangsungan hidupnya," lanjutnya.
Hamdok adalah sosok sipil dalam pemerintahan transisi Sudan namun Burhan adalah pemimpin de fakto negara itu selepas penggulingan Bashir.
Demonstrasi menentang kudeta militer terus terjadi di Sudan bahkan seteah Hamdok kembali dijadikan perdana menteri karena para demonstran tidak percaya dengan Burhan dan janjinya menjadikan Sudan sebagai negara demokrasi.
Demonstran juga menuding kesepakatan untuk mengembalikan Hamdok sebagai perdana menteri hanya kedok bagi Burhan untuk berkuasa.
Pada Minggu (2/1) ribuan demonstran berhadapan dengan gas air mata personel militer, dan pemadaman telekomunikasi menuntut pemerintahan sipil.
Mereka mengecam kudeta dan menutut militer kembali ke barak saat menggelar demonstrasi di dekat istana presiden di Khartoum. (AFP/OL-1)
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di wilayah El-Fasher, Darfur, menurut PBB yang mengutip sumber-sumber kredibel.
MESIR meminta warganya untuk segera meninggalkan Sudan dan menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan ke negara itu dalam keadaan apa pun.
Suara ledakan terdenar ketika tentara menargetkan pangkalan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat dengan artileri.
Kondisi perang yang berkepanjangan di Sudan telah berdampak terhadap persediaan makanan. PBB memperingatkan ancaman kelaparan parah.
SEDIKITNYA 16 warga sipil dilaporkan tewas dalam baku tembak antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Wilayah Darfur, Sudan.
PEMIMPIN de facto Sudan sekaligus panglima angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Burhan mengumumkan gencatan senjata "sepihak" pada Selasa (27/6) yang merupakan hari pertama libur Idul Adha.
Hamdok berada di bawah pengawasan ketat, sementara para menteri dan pemimpin sipil lainnya tetap ditahan kelompok militer yang melakukan kudeta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved