Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

WHO: Masih Belum Perlu Vaksin Covid-19 Baru Cegah Varian Omicron

 Atikah Ishmah Winahyu
04/12/2021 11:44
WHO: Masih Belum Perlu Vaksin Covid-19 Baru Cegah Varian Omicron
Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr.Mike Ryan.(FOTO/who.int.)

DIREKTUR Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr.Mike Ryan, mengatakan belum ada bukti yang untuk mendukung perubahan vaksin Covid-19 untuk mengatasi varian Omicron.

Ryan mengatakan bahwa jika diperlukan, bagaimanapun, pekerjaan sudah berlangsung jika vaksin khusus Omicron diperlukan.

"Saat ini, kita memiliki vaksin yang sangat efektif yang bekerja. Kita perlu fokus untuk membuatnya lebih merata. Kita perlu fokus untuk membuat orang yang paling berisiko divaksinasi," kata Ryan pada Jumat (3/12).

WHO juga mengatakan sebelumnya pada hari Jumat (3/12) bahwa mereka masih mempelajari penularan dan tingkat keparahan varian baru Omicron.

“Pembuat vaksin Covid-19 harus dipuji karena merencanakan kemungkinan perlunya menyesuaikan produk mereka untuk menawarkan perlindungan terhadap varian Omicron,” kata juru bicara WHO, Christian Lindmeier.

Lindmeier mengatakan WHO sedang mempelajari penularan dan tingkat keparahan varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan bulan lalu.

Dia mengoreksi pernyataan yang dibuat sebelumnya untuk briefing PBB di Jenewa, Swiss, mengatakan adalah hal yang terpuji jika produsen vaksin Covid-19 mulai merencanakan ke depan dan merencanakan kemungkinan harus menyesuaikan vaksin yang ada.

"Bagus, tidak hanya menunggu sampai bel alarm terakhir berbunyi," katanya.

“BioNTech Jerman harus dapat mengadaptasi vaksin virus koronanya secara relatif cepat dalam menanggapi munculnya varian Omicron,” kata CEO-nya Ugur Sahin.

Pada Kamis (2/12), Ilmuwan Afrika Selatan terkemua yang mempelajari wabah Omicron mengatakan gejalanya tidak terlalu parah bagi mereka yang terinfeksi ulang Covid-19 oleh varian baru atau terinfeksi setelah vaksinasi.

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove mengatakan pada Rabu bahwa WHO diharapkan memiliki lebih banyak informasi tentang penularan varian Omicron baru dalam beberapa hari.

"Masih akan memakan waktu dan jangan terburu-buru mengambil kesimpulan di sini," kata Lindmeier pada hari Jumat.

"Data awal, dan kami telah mengatakan itu sejak beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa ada penularan yang lebih tinggi. Tapi hanya itu yang pada dasarnya kami miliki sejauh ini," tuturnya.

Delta tetap menjadi varian dominan secara global, terhitung lebih dari 90% infeksi, menurut Lindmeier.

"Jadi Omicron mungkin sedang naik daun, dan kita mungkin sampai pada titik di mana ia mengambil alih untuk menjadi varian dominan, tetapi pada titik ini varian yang sangat dominan tetap Delta," katanya.

“Pembatasan yang diberlakukan di banyak negara hanya dua minggu lalu, penutupan ekonomi lagi, penguncian di beberapa daerah, penutupan pasar Natal di beberapa bagian Eropa, ini dilakukan sebelum Omicron karena meningkatnya kasus Delta. Mari kita tidak melupakan ini,” tuturnya. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya