Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LEDAKAN menghancurkan masjid Syiah di kota Kandahar, Afghanistan selatan, saat salat Jumat (15/10) berlangsung. Ledakan itu menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai 53 lain.
Penyebab ledakan itu tidak segera jelas. Akan tetapi ledakan itu terjadi seminggu setelah serangan bunuh diri terhadap jemaah Syiah di masjid dalm kota utara Kunduz yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Seorang dokter di rumah sakit pusat kota Mirwais mengatakan kepada AFP, "Tiga puluh dua mayat dan 53 orang terluka telah dibawa ke rumah sakit kami sejauh ini." Sumber medis lain dan seorang pejabat provinsi mengonfirmasi jumlah korban lebih dari 30.
Setidaknya 15 ambulans bergegas ke dan dari tempat kejadian. Akun Facebook masjid itu membuat seruan untuk donor darah.
Seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa dia mendengar tiga ledakan yakni satu di pintu utama masjid, satu lagi di daerah selatan, dan yang ketiga tempat jemaah mandi sebelum salat. Saksi lain juga mengatakan bahwa tiga ledakan mengguncang masjid di pusat kota selama salat Jumat, jemaah terbanyak dalam salat seminggu di masjid.
"Kami sedih mengetahui bahwa ledakan terjadi di masjid persaudaraan Syiah dalam distrik pertama kota Kandahar. Sejumlah rekan kami menjadi martir dan terluka," cuit juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Qari Sayed Khosti, dari gerakan Taliban. "Pasukan khusus Imarah Islam telah tiba di daerah itu untuk menentukan sifat insiden dan membawa para pelaku ke pengadilan."
Jumat lalu, seorang pengebom bunuh diri Islamic State-Khorasan (IS-K) menargetkan masjid Syiah di Kunduz, menewaskan puluhan orang. Kelompok itu, saingan sengit dari sesama gerakan Islam Suni Taliban, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap jamaah Syiah yang dianggap sesat.
Taliban, yang menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus setelah menggulingkan pemerintah yang didukung AS, memiliki sejarahnya sendiri dalam menganiaya kaum Syiah. Tetapi pemerintah baru yang dipimpin Taliban telah berjanji untuk menstabilkan negara itu dan setelah serangan Kunduz berjanji untuk melindungi minoritas Syiah yang sekarang hidup di bawah kekuasaannya.
Baca juga: Kisah Anak dan Remaja saat Ledakan di Masjid Syiah Afghanistan
Syiah membentuk sekitar 10% dari populasi Afghanistan. Banyak dari mereka tergolong Hazara, kelompok etnis yang telah dianiaya di Afghanistan selama beberapa dekade. Pada Oktober 2017, seorang penyerang bunuh diri ISIS menyerang masjid Syiah di barat Kabul, menewaskan 56 orang dan melukai 55 orang. (AFP/OL-14)
Ruangobrol.id bersama Badan Nsional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pemutaran film bertajuk 'Road to Resilience' dan bedah buku Anak Negeri di Pusaran Konflik di Suriah
Polisi Spanyol mengungkap jaringan propaganda yang menyerukan pengikutnya untuk menargetkan serangan ke pemai Real Madrid yang berlaga di Euro 2024.
Mengembalikan kelompok ini ke Tanah Air seperti membiarkan bom waktu kehancuran Indonesia karena ideologi teror jenis ini lebih berbahaya dari virus.
Fakta-Fakta WNI yang Masuk Islamic State (IS).
seorang terduga pelaku tindak pidana terorisme ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat pada Senin (14/8) sekitar pukul 13.17 WIB.
Taliban menguasai sebagian besar provinsi utara Afghanistan yang berdekatan dengan Asia Tengah bekas Soviet
TALIBAN kemarin membebaskan dua sandera Barat dari tahanan di wilayah selatan Afghanistan.
Dalam lawatan ke Afghanistan itu, Trump mengatakan AS telah membuka kembali perundingan dengan kelompok Taliban.
Provinsi Kunduz yang terletak di utara Afghanistan telah menjadi tempat serangan gerilyawan Taliban berulang kali dalam upayanya untuk merebut kota yang berbatasan Tajikiztan itu.
AS, Kamis (13/2), mengaku telah mencapai kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari di Afghanistan yang akan membuka jalan untuk mencapai kesepakatan damai dengan kelompok Taliban.
Trump mengatakan dia mengirim Menlu Mike Pompeo untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara AS dan kelompok Taliban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved