Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
BANJIR setelah hujan lebat di Sudan telah menewaskan lebih dari 80 orang dan merusak atau menghancurkan puluhan ribu rumah.
"Sebanyak 84 orang tewas dan 67 lainnya terluka di 11 negara bagian di seluruh Sudan sejak awal musim hujan," kata Abdel Jalil Abdelreheem, Juru Bicara Dewan Nasional Pertahanan Sipil Sudan.
Korban tewas, tambahnya, karena tenggelam, tersengat listrik dan rumah yang ambruk. Sekitar 8.408 rumah juga hancur dan lebih dari 27.200 rusak di seluruh Sudan.
Hujan deras biasanya turun di Sudan antara Juni dan Oktober, dan negara itu menghadapi banjir besar setiap tahun, yang merusak properti, infrastruktur, dan hasil panen.
Baca juga: Gubernur Kalteng Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir
PBB memperkirakan hujan lebat dan banjir telah mempengaruhi sekitar 102.000 orang sejak Juli.
Hampir 50 desa terendam di Sudan selatan, menggusur sekitar 65.000 orang termasuk pengungsi Sudan Selatan yang kampnya terendam, kata PBB dalam sebuah laporan pada pekan lalu.
Tahun lalu, hujan lebat memaksa Sudan untuk mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan, setelah banjir melanda sedikitnya 650.000 orang, merusak atau menghancurkan lebih dari 110.000 rumah.(AFP/OL-5)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa memangkas secara signifikan rencana bantuan kemanusiaan global untuk 2025. Soalnya, pasokan dana mengalami penurunan.
KEMENTERIAN Kesehatan Sudan menyatakan lebih dari 2.700 orang dalam sepekan telah terjangkit kolera di negara itu.
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di wilayah El-Fasher, Darfur, menurut PBB yang mengutip sumber-sumber kredibel.
Di wilayah pesisir timur Sudan yang aman, penduduk menyambut bulan Ramadan dengan berjuang keras untuk berburu dan membeli kebutuhan pokok.
44 warga sipil tewas dan 28 lainnya terluka akibat serangan oleh faksi Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N).
Di Sudan, perang antara paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan tentara Sudan telah berlangsung sejak April 2023. Kedua pihak saling menuduh melakukan kejahatan perang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved