Sabtu 11 September 2021, 12:20 WIB

Gus Yahya Ajak Perkuat Tatanan Dunia dalam Peringatan Tragedi 9/11

mediaindonesia.com | Internasional
Gus Yahya Ajak Perkuat Tatanan Dunia dalam Peringatan Tragedi 9/11

Ist
Katib Aam PBNU Gus Yahya kembali diminta menjadi pembicara dalam peringatan tragedi serangan WTC, Amerika Serikat, 11 September 2001.

 

KATIB Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf kembali dipercaya untuk berbicara pada pertemuan tingkat internasional yang membahas tentang pentingnya perdamaian global. Kamis (9/9), Kiai Yahya diundang secara khusus oleh Regent University, Virginia, Amerika Serikat, untuk menjadi narasumber peringatan 20 tahun atas Serangan Gedung World Trade Center (WTC) New York, 11 September 2001.

Pembicara lain pada acara yang disiarkan secara internasional ini antara lain mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, pendiri Regent University Pat Robertson, tokoh-tokoh dari kalangan diplomatik, ahli dan pemegang wewenang militer, keamanan, dan hukum, serta intelektual  AS.

Dalam paparannya, Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf, menekankan bahwa pascaserangan WTC tatanan dunia membutuhkan pengelolaan yang semakin tangguh. Di antaranya dengan menjaga keutuhan negara-bangsa yang ditopang lewat tradisi keagamaan dan budaya lokal yang kokoh dari serangan ideologi-ideologi transnasional. Ideologi itu bisa didasarkan pada identitas agama, etnik atau ras, maupun gagasan-gagasan sekuler.


Baca juga: Jelang Peringatan 9/11, MI5 Peringatkan Ancaman Teror Baru


"Ini krusial sekali karena senyawa antara negara-bangsa, tradisi keagamaan dan budaya lokal adalah satu-satunya struktur dasar yang tersedia dalam tata dunia saat ini untuk mengelola proses negosiasi global menuju peradaban yang harmonis," kata Gus Yahya yang memberikan paparannya melalui rekaman video.

Melalui kecermatan dalam pola adaptasi terhadap globalisasi tersebut, maka tatanan dunia diyakini akan semakin membaik. Namun sebaliknya, jika negosiasi ini gagal, maka ketegangan-ketegangan baru bisa saja tak terhindarkan.

"Negara-bangsa adalah pondasi tata dunia pasca Perang Dunia Kedua yang menopang stabilitas dan keamanan global saat ini," tandasnya.

Pada kesempatan itu, Gus Yahya juga menjelaskan potensi besar yang dimiliki Nahdlatul Ulama (NU) dengan tradisi keagamaan lokalnya yang kokoh serta bangsa Indonesia dengan visi 'Bhinneka Tunggal Ika' dalam rangka membangun peradaban umat manusia. Melalui tradisi keagamaan lokal dan visi bangsa itu, Gus Yahya menilai proses perwujudan konsensus menuju peradaban global yang harmonis bukanlah impian.

Acara peringatan serangan WTC yang digelar Regent University dipandu langsung oleh Michele Bachmann, dekan The Robertson School of Government di kampus tersebut. Pada kesempatan itu, Bachmann menyampaikan kekagumannya dan memberikan apresiasi atas pidato Gus Yahya. Bahkan ia menyebut 'Gus Yahya sebagai suara muslim terdepan dalam menghadapi ekstremisme'. (RO/S-2)

Baca Juga

Peter PARKS / AFP

Hong Kong makin Alergi Kritik

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 20:57 WIB
POLISI Hong Kong menahan delapan orang, termasuk aktivis dan seniman, pada malam peringatan 34 tahun penumpasan Lapangan Tiananmen...
DIBYANGSHU SARKAR / AFP

Indonesia Harus Ambil Pelajaran dari Kecelakaan Tiga Kereta di India

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 18:16 WIB
DUNIA transportasi dikejutkan dengan kecelakaan yang melibatkan tiga rangkaian kereta di distrik Balasore, Odisha, India, Jumat...
ANTARA/ Wahyu Putro A

Soroti Konflik Myanmar, Prabowo: TNI Setia Bersama Rakyat

👤Yakub Pryatama Wijayaatmaja 🕔Minggu 04 Juni 2023, 12:36 WIB
"Untuk Myanmar, sangat jelas ASEAN tidak menerima tindakan otoriter dan kegiatan serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya