Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Taliban Minta Warga Kembali Bekerja

Atikah Ishmah Winahyu
19/8/2021 09:00
Taliban Minta Warga Kembali Bekerja
Pejuang Taliban berkumpul di Kota Kabul, Afghanistan(AFP/Wakil KOHSAR)

ANGGOTA kelompok bersenjata Taliban mengetuk pintu di kota-kota di seluruh Afghanistan, mengatakan kepada penduduk yang ketakutan untuk kembali bekerja, sehari setelah gerilyawan mengumumkan mereka ingin menghidupkan kembali ekonomi negara yang hancur itu.

Kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah, yang didukung Amerika Serikat (AS) dengan Taliban, penurunan pengeluaran lokal karena kepergian pasukan asing, mata uang yang jatuh, dan kurangnya dolar memicu krisis ekonomi di negara itu.

Dalam konferensi pers pertama mereka sejak merebut ibu kota Kabul, Selasa (17/8), Taliban menjanjikan perdamaian, kemakmuran, dan tampaknya menyimpang dari aturan sebelumnya yang melarang perempuan bekerja. Tetapi banyak orang tetap waspada.

Baca juga: Warga Afghanistan Ceritakan Pemandangan Mengerikan di Bandara Kabul

Wasima, 38, mengatakan dia terkejut ketika tiga anggota Taliban yang bersenjata lengkap mengunjungi rumahnya di kota barat Herat, Rabu (18/8) pagi.

Mereka mencatat detailnya menanyakan tentang pekerjaannya di sebuah organisasi bantuan dan gajinya serta menyuruhnya kembali bekerja.

Puluhan warga mengatakan ada kunjungan mendadak Taliban dalam 24 jam terakhir, dari ibu kota Kabul ke Lashkar Gah di selatan dan utara Mazar-i-Sharif.

Mereka tidak ingin memberikan nama lengkap mereka, karena takut akan pembalasan.

Selain mendorong orang untuk bekerja, beberapa orang mengatakan mereka juga merasa bahwa pemeriksaan tersebut dirancang untuk mengintimidasi dan menanamkan rasa takut pada kepemimpinan baru.

Juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar atas kunjungan tersebut.

Banyak bisnis di ibu kota Kabul tetap tutup dan sebagian besar kota telah ditinggalkan sejak Taliban merebutnya, Minggu (15/8).

Satu-satunya lalu lintas utama di ibu kota yang biasanya padat adalah di bandara, tempat orang-orang mencoba melarikan diri dari negara itu dengan penerbangan evakuasi diplomatik.

Tujuh belas orang terluka dalam penyerbuan di sana pada Rabu (18/8), dan Taliban mengatakan mereka melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan.

Pada konferensi pers, Selasa (17/8), juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan gerakan Islam itu sedang mencari hubungan baik dengan negara-negara lain untuk memungkinkan kebangkitan ekonomi dan kemakmuran untuk keluar dari krisis ini.

Tetapi, beberapa orang skeptis terhadap Taliban, yang selama pemerintahan mereka sebelumnya, antara 1996-2001 mendikte bahwa perempuan tidak boleh bekerja dan anak perempuan tidak diizinkan bersekolah, serta memberlakukan hukuman seperti rajam di depan umum.

Presenter Shabnam Dawran mengatakan, dalam sebuah video yang dibagikan di Twitter, Rabu (18/8), dia dipecat dari pekerjaannya di Radio Television Afghanistan milik negara Afghanistan.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa rezim telah berubah. Anda tidak diizinkan bekerja, pulanglah," katanya.

Taliban dan organisasi berita tidak segera mengomentari insiden tersebut.

Wasima, yang menyaksikan konferensi pers Taliban bersama kedua putrinya, mengatakan dia khawatir peluang bagi perempuan akan berkurang di bawah Taliban, bahkan jika mereka sekarang mendesaknya untuk kembali bekerja.

"Taliban mengatakan perempuan harus bekerja, tetapi saya tahu pasti bahwa peluang akan menyusut," katanya. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya